Kota Mojokerto Jadi Tuan Rumah Lomba Perkutut

Gubernur Jatim Soekarwo (tengah) didampingi Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus dan undangan melepas burung perkutut menandai awal lomba, Minggu (13/3) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Gubernur Jatim Soekarwo (tengah) didampingi Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus dan undangan melepas burung perkutut menandai awal lomba, Minggu (13/3) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Ajang lomba atau konkurs nasional seni suara alam perkutut Mojopahit Cup Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) digelar di Gelora A Yani, Kota Mojokerto dan dibuka Gubernur Jatim Soekarwo, Minggu (13/3) kemarin. Konkurs digelar pertama dan akan dilanjutkan di sembilan daerah lainnya di Indonesia.
Dalam helatan yang juga dihadiri Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus itu diikuti peserta dari 24 propinsi yang mengusung 343 perkutut unggulan. ”Sebagai tuan rumah saya merasa bangga, karena Kota Mojokerto menjadi jujugan penggemar perkutut se Indonesia,” terang Wali Kota Mojokerto.
Ajang perkutut yaang digelar kemarin, menurut Mas’ud Yunus, sekaligus sebagai ajang promosi mengenalkan Kota Mojokerto. Kota Mojokerto menjadi dikenal msyarakat. Baik itu se Jatim maupun Nasional.
Gubernur Jatim, Soekarwo berharap lomba perkutut ini tak sekedar konkurs, namun merupakan proses menuju industrialisasi dan proses intertainment. ”Konsurs Mojopahit Cup yang dipromotori Ali Badri ini tak sekedar konkurs, tetapi proses industrialisasi dan proses intertaintmen atau tourism. Makanya juri konkurs harus betul-betul adil. Ini menyangkut hari depan, jika juri tidak bagus maka (proses industrialisasi) akan rontok,” ingat Pakde Karwo, sapaan popular Soekarwo.
Lebih jauh, disebut Pakde Karwo, jika Konkurs Mojopahit 2016 merupakan ide yang sangat bagus.
Ada dua aspek, yakni aspek kesukaan, taste, kedua aspek industri. Jadi ada entertaint dan industrinya. Sebab kelebihan burung perkutut yang dijadikan simbol harmoninisasi masyarakat Jawa yang memiliki unsur magis.
”Dibutuhkan standarisasi agar burung perkutut menjadi bagian dari industri sekaligus. Standarisasi (burung perkutut) dalam bayang-bayang konsep, tidak bisa dirumuskan secara kaku,” ingat pria berkumis tebal yang mengaku penyuka burung perkutut dan kini memiliki 15 ekor burung perkutut itu.
Sementara itu, sebelum lomba dimulai diawali dengan pelepasan burung perkutut di alam bebas yang dilakukan Pakde Karwo bareng Mas’ud Yunus, Pungkasiadi, Zainuri Hasyim, Ali Badri dan Djunaedi Setiawan. [kar]

Tags: