Molindo dan UM Sulap Limbah Jadi Pakan Ternak dan Baterai

MoU UIniversitas Negeri Malang dan PT. Molindo Raya Industial soal pengelolaan limbah.

Surabaya, Bhirawa
Semua limbah bisa memberi manfaat sejauh diupayakan. Karena itu, PT. Molindo Raya Industrial (MRI) melakukan Kerja sama dengan Universitas Negeri Malang (UM) untuk mengelola limbah agar tidak dibuang begitu saja, tapi dicari segi manfaatnya.
Bertempat di kampus UM di kota Malang pada Senin (16/7) kemarin, MoU untuk pengelolaan limbah dengan teknologi tersebut telah dilakukan industri produsen ethanol di wilayah Kabupaten Malang tersebut dengan Universitas Negeri Malang (UM) terkait riset pengolahan dan pemanfaatan limbah.
Kerja sama dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman atau MoU antara Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UM dengan MR1, hadir dari UM penandatanganan kerja sama diwakili Rektor Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd dan dari Direktur Utama MRI, Arief Goenadibrata.
“Seperti yang telah disepakati dalam MoU. Riset dititikberatkan pada proses teknologi industri alkohol, gula, ataupun asam organik, dan teknologi pengolahan limbah, MoU ini akan berlaku selama tiga tahun. Dimana tujuan riset ini untuk membangun kerjasama saling menguntungkan dalam rangka peningkatan pemanfaatan hasil produksi dan limbah Molindo,” ungkap Arief di sela sela MOU.
Lebih jauh dikatakan, sejak awal pendiri dan pengelola perusahaan sangat peduli Iingkungan. Perusahaan yang kini berusia 53 tahun dengan bisnis pengelolaan limbah yang berlokasi di Lawang Malang itu kini juga membangun komitmen perusahaan yang bersifat green manufacturing. “Di satu sisi kami tingkatkan efisiensi material dan energi pada proses produksi. Sisi lain kami juga meminimalkan kerusakan Iingkungan hingga titik nol,” kata dia.
Dalam hal pengelolaan limbah, MRI juga cukup serius. Tahun 2009 |alu, perusahaan yang kini menghasilkan ethanol 80 juta liter per tahun itu membuat green house seluas tiga hektare. Di lahan itu Iah di|akukan pengeringan limbah secara natura\ yang kemudian dicampur dengan bahan Iain untuk dijadikan pupuk organik.
Merasa belum cukup dengan pengelolaan limbah yang sudah terlaksana, MRI memutuskan untuk meningkatkan tantangan di sisi penge|o|aan limbah, yaitu pengelolaan limbah vinase cair . Limbah vinase cair yang dihasilkan MRI ke depan akan diolah menjadi sumber energi Iistrik dengan mesin boiler vinase dari teknologi India. Proses pembangunan boiler vinase tengah berlangsung dan ditargetkan akan beroperasi pada awal 2019.
“Listrik dari hasil vinase boiler ini mampu menghasilkan 56 ton uap yang akan dikonversi menjadi 4.9 MW listrik. Dimana akan lebih dari cukup untuk untuk memenuhi kebutuhan operasional pabrik yang saat ini sekitar 4,5 MW,” jelasnya.
“Upaya mengelola lingkungan di MRI merupakan sesuatu yang menantang Kami harus sungguh-sungguh, teliti, dan berkomitmen. Kami harus mengucurkan dana ratusan miliar hanya untuk mengelola limbah. Namun demikian MRI tidak akan berhenti untuk menjadi perusahaan yang ramah lingkungan. Kami terus melakukan monitoring serta melanjutkan pengembangan teknologi baru untuk lebih meningkatkan efnsiensi proses,” Indra Winarno, Komisaris Utama MR1, menambahkan.
Salah satu apresiasi positif dari hasil MRI mengelola perusahaan berwawasan lingkungan yakni diraihnya penghargaan dari Majalah Swa. MRI menjadi industri terbaik nomer dua dalam ajang Indonesia Green Company Award 2018 yang penghargaannya baru diterima 11 Juli 2018 lalu.
“Molindo berharap penandatangan MoU hari ini akan menjadi awal kerjasama dengan Universitas Negeri Malang yang produktif dan sejalan dengan cita-cita Molindo ntuk menadi perusahaan yang bertanggung jawab baik secara bisnis maupun sosial,” pungkas Arief Goenadibrata. [ma]

Tags: