Momen Ketupat, Objek Wisata Milik Pemkab Sumenep Dipastikan Tetap Tutup

Kepala Disparbudpora Sumenep, Bambang Irianto

Sumenep, Bhirawa
Objek wisata milik Pemkab Sumenep, seperti Pantai Lombang, di Kecamatan Batang-batang dan Pantai Slopeng di Kecamatan Dasuk, pada momentum Lebaran Ketupat dipastikan tidak ada kegiatan atau tetap ditutup. Hal itu dimaksudkan untuk mendukung program pemerintah dalam penekanan angka penyebaran Covid-19.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumenep, Bambang Irianto mengatakan, sejak awal munculnya virus Corona itu Pemkab setempat telah mengeluarkan kebijakan penutupan objek wisata yang dikelolanya.
Pasalnya, objek wisata dinilai merupakan tempat berkumpulnya banyak orang dan dikhawatirkan akan terjadi penularan virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan, China.
“Kami tetap berkomitmen pada kebijakan awal, yakni menutup objek wisata yang dikelola pemerintah. Karena, khawatir terjadi penularan saat terjadi penumpukan pengunjung di objek wisata itu,” kata Bambang, Rabu (27/5).
Pada momentum Lebaran Ketupat yang digelar tujuh hari pasca Lebaran Fitri, di sejumlah objek wisata, utamanya yang dikelola Pemkab biasanya menyediakan hiburan khusus untuk menghibur para pengunjung seperti musik dangdut dengan penyanyi yang sengaja didatangkan panitia dari Kota besar seperti Surabaya bahkan Jakarta.
Namun, pada lebaran tahun 2020 ini, pengelola objek wisata tidak membuka objek wisata itu, tujuannya untuk memutus mata rantai virus Corona yang melanda sejumlah negara termasuk Indonesia.
“Untuk tahun ini, kami tidak membuka objek wisata, apalagi mengadakan hiburan khusus di Pantai Lombang dan Salopeng,” ucap Bambang.
Ia menerangkan, untuk objek wisata yang dikelola swasta pihaknya tidak bisa memastikan buka atau tutup. Namun, pihak Pemerintah tetap berharap agar pengelola objek wisata itu juga bisa mematuhi anjuran pemerintah dengan tujuan, virus mematikan tersebut tidak menyerang warga Sumenep. Kesadaran pengelola objek wisata sangat dituntut dalam Pandemi Covid-19 ini.
“Tergantung dari kesadaran pengelola objek wisata. Tapi kami harapkan bisa memahami kondisi yang sangat sulit ini. Ini demi kesehatan kita bersama. Kalau virus ini cepat hilang dari Indonesia, termasuk Sumenep, kita bisa beraktifitas normal kembali,” papar Bambang.
Lebih lanjut ia menegaskan, pengelola objek wisata tidak boleh beralibi akan memberlakukan standard Covid-19 saat kegiatan Ketupatan. Sebab, jika banyak pengunjung yang datang, kadang-kadang lupa akan prosedur kesehatan yang diwajibkan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Kendati demikian, pihaknya mengaku tetap akan memantau sejumlah objek wisata utamanya dalam momen lebaran Ketupat tersebut. “Kalau pengunjung sudah banyak yang datang, mereka pasti lupa memberlakukan prosedur keselamatan Covid-19. Jadi, kamu berharap pengelola objek wisata juga mengikuti himbauan pemerintah,” tegasnya.
Di Sumenep banyak objek wisata yang menjadi jujukan wisatawan, baik wisata religi, alat dan wisata buatan. Ada sejumlah objek wisata yang dikelola pemerintah yakni Pantai Lombang, Slopeng dan Museum Keraton Sumenep serta Pulau Kesehatan Giliyang, Dungkek.
Selain itu ada juga objek wisata yang dikelola swasta seperti Pantai Sembilan di Pulau Giligenting, Pantai Gili Labak, Talango, Pemandian Kermata, Kecamatan Saronggi, Pemandian Tectona dan TSI masing-masing Kecamatan Batuan dan Pemandian WPS Kecamatan Manding.
Selain itu, ada sejumlah objek wisata religi seperti Mesjid Jamik, Asta Tinggi, Asta Sayyid Yusuf, Asta Gumok dan Asta Joko Tole, dan sejumlah objek wisata yang ada di Kepulauan. [sul]

Tags: