Momentum Mahasiswa Indonesia Mengenal Kekhasan Tradisional Negara Lain

 Mainan tradisional bernama Matryoshka, yaitu boneka khas Rusia yang dapat diisi dengan boneka-boneka yang lebih kecil ikut dipamerkan dalam kegiatan Association Internationale et Studiant Sociale Economic Commerciale (AIESEC) Universitas Muhammadiyah Malang.


Mainan tradisional bernama Matryoshka, yaitu boneka khas Rusia yang dapat diisi dengan boneka-boneka yang lebih kecil ikut dipamerkan dalam kegiatan Association Internationale et Studiant Sociale Economic Commerciale (AIESEC) Universitas Muhammadiyah Malang.

Malang, Bhirawa
Association Internationale et Studiant Sociale Economic Commerciale (AIESEC) Universitas Muhammadiyah MalangĀ  memamerkan budaya empat negara, yakni Mesir, Tingkok, Rusia, dan Vietnam yang diwakili oleh delapan aktivis dari masing-masing negara belum lama ini.
Salah seorang aktivis asal Rusia, Irine Yurievna Kohkan mengaku sangat gembira bisa mengenalkan budaya dari negaranya secara langsung pada mahasiswa di Indonesia. “Saya sengaja memilih Indonesia karena yang saya tahu, budaya di Indonesia jauh berbeda dengan di negara saya,” katanya.
Ia mengaku setelah berjalan-jalan di sejumlah tempat wisata di Malang, dirinya merasa pilihannya untuk melakukan global exchange ke Malang, khususnya UMM, sangatl tepat karena jika dibandingkan dengan tempat tinggalnya di Rusia, kondisi di Indonesia masih sangat alamiah.
Irine juga membahas soal tradisi beragama di Indonesia yang menurutnya sangat menarik, apalagi ia tinggal bersama keluarga muslim, sehingga bisa mengenal lebih dekat bagaimana umat Islam menjalankan ajaran agamanya. “Saya bisa melihat langsung ramainya perayaan keagamaan di negara ini,” ujar Irine.
Di stannya, bersama temannya yang juga berasal dari Rusia, Ekaterina Ilynishna Katchetkova, Irine memamerkan sejumlah benda-benda tradisional. Salah satunya adalah mainan tradisional bernama Matryoshka, yaitu boneka khas Rusia yang dapat diisi dengan boneka-boneka yang lebih kecil. Model dari boneka ini beragam, ada yang menggambarkan gadis petani Rusia, tokoh dongeng, hingga pemimpin Soviet.
Sementara dua aktivis AIESEC asal Mesir, Nadia Ali dan Dania Heny, memamerkan sejumlah miniatur Piramida dan Sphinx dalam ukuran dan desain yang beragam. Ada pula sketsa dua bangunan khas Mesir yang digambar di atas Egyptian bardy paper, yaitu kertas tradisional khas Mesir.
Nadia dan Dania juga menyajikan makanan tradisional khas Mesir, yakni Egyptian food yang sering menjadi menu sarapan di negara itu. Beberapa pengunjung wanita yang kebetulan tidak berpuasa dapat menikmati makanan tersebut. “Untuk yang sedang berpuasa, nanti akan saya buatkan lagi yang lebih enak selepas Idul Fitri,” kata Nadia.
Di stan yang lain, dua aktivis AIESEC asal Tiongkok, Ye Rou Wei dan Wang Feng memamerkan pernak pernik tradisional, seperti pembatas buku bergambar binatang yang merepresantasikan shio masing-masing tahun kelahiran. Ada pula kantung uang khas China yang identik dengan lambang kebahagiaan dan keberuntungan, serta sejumlah benda tradisional lainnya.
Kegiatan bertajuk Global Village Expo ini hanyalah salah satu dari tujuh kegiatan Show Your Country yang digelar AIESEC UMM agar mahasiswa Indonesia dapat mengenal kekhasan tradisional negara lain, tidak hanya dari televisi atau internet.
Menurut Project Manager Event Show Your Country AIESEC UMM Rangga Setiawan, nanti akan ada kegiatan lain seperti Exchange Master Class, Free Sharing Class, City Race, Indonesian Culture Trip, Explore Indonesian Treasure, hinggal Global Village Festival.
“Bulan depan akan lebih banyak lagi yang datang, yakni sekitar 20 orang dari berbagai negara, selain keempat negara yang ada sekarang ini. Selain kegiatan expo budaya di kampus, 9 Agustus mendatang kita juga akan adakan kegiatan lanjutan di depan Stasiun Kotabaru,” kata Rangga yang juga mahasiswa jurusan Hubungan Internasional UMM tersebut. [geh]

Tags: