Moratorium Dibatalkan, Dindik Kebut Persiapan UN

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Dindik Jatim, Bhirawa
Pasca rencana moratorium Ujian Nasional (UN) diputuskan batal, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim langsung tancap gas. Berbagai persiapan langsung dikebut agar pelaksanaan UN 2017 mendatang berjalan dengan baik.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menuturkan, setelah ada keputusan dari Presiden Jokowi, Kemendikbud langsung mengumpulkan Dindik kabupaten/kota dan provinsi, Kamis (22/12) esok. Berbagai persiapan teknis akan dibahas di sana.
“Pusat sepertinya sudah mengatur soal anggaran UN. SMA/SMK dan PK ke provinsi, ujian SMP dan SD ke kabupaten/kota,” tutur Saiful, Selasa (201/2).
Saat ini, lanjut Saiful, proses pendataan Daftar Nominasi Sementara (DNS) terus dilakukan. Sementara Standar Operasional Prosedur (SOP) UN diharapkannya segera turun dari Kemendikbud.
Dengan dilanjutkannya UN, Saiful berharap sekolah segera menjalankan tahapan-tahapan UN yang sudah ada. Dia menargetkan penyelenggara Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk tingkat SMA mencapai angka 50 persen, sedangkan tingkat SMK 100 persen.
Kendati sudah berbeda wewenang pengelolaannya, Saiful memastikan tetap membuka kerjasama dengan kabupaten/kota dalam pelaksanaan UNBK. Khususnya bagi SMP yang ingin menggunakan fasilitas UNBK di SMA/SMK, provinsi akan terbuka ke daerah. “Bisa kerjasama nanti soal itu. SMA/SMK yang belum siap UNBK juga kami sediakan testing center,” tandasnya.
Sementara itu, pembatalan moratorium UN ini tidak begitu berpengaruh ke sekolah. Sebab, sejak wacana moratorium UN dikeluarkan Mendikbud, siswa tetap diminta fokus kepada semua persiapan. Seperti diungkapkan Kepala SMA 17 Agustus 1045 (SMATAG) Surabaya Prehantoro. Menurut dia, secara psikologis siswa diminta tidak terpengaruh dengan segala wacana tentang UN.
“Sejak awal, apapun keputusan kami sudah siap dulu. Persiapan UN tetap jalan seperti biasanya tanpa terpengaruh dengan wacana moratorium. Pendekatan kami ke siswa sejak awal adalah menjaga psikologis siswa,” terangnya.
Jumlah siswa kelas XII di SMATAG yang akan ikut UN mencapai 210 siswa. Prehantoro mengaku sekolahnya menyiapkan dua ruang untuk UNBK. Tiap ruang berisi 40 komputer. “Jadi kami sediakan 80 komputer untuk UNBK mendatang. Ini cukup dipakai tiga sesi,” jelasnya.
Persiapan berbeda dilakukan SMAN 10 Surabaya. Sekolah ini baru saja menambah daya listrik sekolahnya hingga 60.000 watt. Hal ini dilakukan setelah UNBK tahun ajaran 2015/2016 lalu pihaknya harus menyewa listrik tambahan untuk memasok listrik pada perangkat komputer dan laptop selama ujian.
“Kami sudah menyiapkan 2 ruang settle (tetap) untuk UNBK, masing-masing 40 komputer tiap ruang. Jadi atau tidak UN harus tetap kami siapkan siswa dan perangkatnya,” jelas Kepala SMAN 10 Hasanul Faruq.
Persiapan sudah dilakukan pada try out pertama yang dijadwalkan Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya. Dikatakannya, pada uji coba tersebut sekolahnya menerapkan 2 sesi ujian karena bersamaan dengan jam pelajaran. Empat mata pelajaran UNBK diujikan, termasuk Bahasa Inggris yang wajib dilalukan karena terdapat soal listening. “Kami meminta siswa bawa laptop untuk uji coba itu, eh malah banyak sekali yang bawa. Sampai 325 laptop,” ungkapnya.
Dengan demikian,lanjutnya, untuk ujian tahun ini sekolahnya memiliki 500 perangkat untuk UNBK. Sehingga dia menawarkan ujian satu sesi. Hal itu disambut gembira oleh orangtua karena mengurangi beban psikologi siswa. “Server kami ada 5, 1 server sudah bisa 3 ruang tapi belum ada rekomendasi dari pusat. Yang pasti kami juga harus menyiapkan cadangan listrik dengan menyewa genset nantinya,” pungkasnya. [tam]

Tags: