Motif Batik Tulis Garudeya Dijadikan Ikon Batik Kabupaten Malang

Bupati Malang HM Sanusi (kanan) saat melihat lansung relief Garudeya yang ada pada bangunan Candi Kidal, Desa Rejokidul, Kec Tumpang, Kab Malang

Kab Malang, Bhirawa
Berawal dari kasus molornya pemberian hadiah lomba batik tulis yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang dalam rangkaian kegiatan Hari Jadi Kabupaten Malang Ke 1258 Tahun 2018, yang kini kasusnya sudah ditangani Polres Malang, karena ada dugaan penyalagunaan anggaran.
Sehingga hal itu membuat Bupati Malang HM Sanusi bersama perajin batik tulis se-Kabupaten Malang akan menciptakan ikon batik tulis khas Kabupaten Malang. Mengingat Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah di Jawa Timur (Jatim), yang juga sebagai daerah wisata. Bahkan, wisata di Kabupaten Malang sudah banyak dikenal yang tidak hanya wisatawan lokal saja, tapi juga dikenal wisatawan dari berbagai negara.
Hal ini dibenarkan, Bupati Malang HM Sanusi, Minggu (13/10), kepada Bhirawa, jika dirinya bersama perajin batik tulis akan membuat ikon batik tulis khas Kabupaten Malang. Sedangkan disain motif pada batik tulis nanti bermotif Garudeya, yang kini berada di relief Garudeya pada bangunan Candi Kidal, Desa Rejokidul, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
Sedangkan Garudeya sendiri, kata dia, menceritakan mengenai pembebasan perbudakan, dan dari cerita itu kita bisa mengambil pesan moral yang bisa kita jadikan pelajaran. “Dan bahkan dari cerita terkait Lambang Negara Republik Indonesia Garuda Pancasila, Presiden RI Pertama Ir Soekarno salah satunya juga terinpirasi dengan relief Garudeya yang ada di Candi Kidal sebelum meresmikan Garuda Pancasila sebagai Lambang Neraga Republik Indonesia, yang diresmikan pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat, pada tanggal 11 Februari 1950,” ungkapnya.
Menurut Sanusi, disain batik tulis khas Kabupaten Malang terdapat motif Garudeya yang ada pada relief Candi Kidal, tentunya sudah layak. Karena Candi Kidal menjadi destinasi wisata sejarah nasional. Karena mempunyai nilai sejarah itu, maka batik tulis khas Kabupaten Malang akan menjadi ikon batik tulis. Dan dirinya juga tidak hanya mengembangkan ikon batik tulis motif Garudeya saja, tapi juga pada candi-candi yang ada di wilayah Kabupaten Malang, salah satunya adalah Candi Singosari dan Candi Jago.
“Nantinya, PNS dilingkungan Pemkab Malang pada hari tertentu di hari kerja wajib menggunakan seragam batik khas Kabupaten Malang. Sehingga dengan di awali PNS menggunakan seragam batik itu, maka batik khas Kabupaten Malang akan bisa cepat dikenal masyarakat Indonesia dan mancanegara,” paparnya.
Sementara itu, Perajin Batik Tulis Lintang asal Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang Dwi Indra menyambut baik rencana Bupati Malang yang akan membuat batik tulis khas Kabupaten Malang dengan motif Garudeya. Karena Garudeya yang berada di rilief Candi Kidal merupakan sejarah yang dimiliki bangsa Indonesia. “Kami berharap, dengan rencana Bupati Malang tersebut, maka hal ini akan kembali membangkitkan semangat perajin batik tulis di Kabupaten Malang,” tegasnya.
Sehingga, lanjut dia, dengan Kabupaten Malang memiliki ikon batik tulis, yang jelas akan meningkatkan pendapatan perajin batik tulis. Meski, di Kabupaten Malang banyak perajin batik tulis, tapi selama ini mereka sulit mengembangkan hasil produksinya. Karena dirinya dan perajin batik tulis yang lainnya, sulit dalam memperoleh pinjaman modal, dan juga sulit untuk memasarkan.
“Contohnya, ketika perajin batik tulis sebagai pemenang Lomba Batik Tulis di Hari Jadi Kabupaten Malang Ke 1258 Tahun 2018, panitia baru memeberikan hadiah kepada pemenang pada awal bulan Oktober 2019 ini. Padahal, hadiah itu sangat diharapkan perajin batik untuk mengembangkan usaha batiknya,” ujar Indra, yang juga sebagai pemenang Lomba Batik Tulis harapan satu. [cyn]

Tags: