Motif Garang Digandrungi, Suyatno Siap Layani Permintaan Pasar

Suyatno Sapari, perajin cincin dan emban tetap percaya diri menghadapi persaingan cincin dan emban impor Tiongkok.

Suyatno Sapari, perajin cincin dan emban tetap percaya diri menghadapi persaingan cincin dan emban impor Tiongkok.

Model Emban Tak Lagi Konvensional
Surabaya, Bhirawa
Tren batu akik yang lagi digandrungi banyak konsumen baik dari kalangan kelas atas sampai bawah hingga kini masih bertahan. Bahkan kegilaan warga tak hanya seputar batu akik yang unik dan langka, tetapi mereka juga menyukai bentuk cincin alias emban yang unik dan memiliki nilai seni tinggi.
Emban dengan desain bagus dan bernilai seni tinggi kian digandrungi. Tak peduli konsumen harus merogoh kocek lebih mahal untuk mendapatkannya.
Fenomena seperti ini dirasakan oleh Suyatno Sapari. Warga yang telah menetap 28 tahun di kawasan Krembangan Bakti dan bergelut dengan dunia cincin dan emban selama 10 tahun terakhir. Dia mengatakan jika dahulu, batu akik hanya masih sekadar hiasan jari yang dinikmati kalangan tertentu, kini batu akik beserta ornamennya menjadi sebuah seni yang tak terlepaskan dari kejeniusan tangan pembuatnya. Model emban yang unik juga kian digandrungi, tak lagi model konvensional yang itu-itu saja.
” Alhamdulillah, kalau sebelum 2015 batu akik, cincin, dan emban bentuknya masih sederhana kini bentuknya semakin manis dan rumit. Saya sendiri harus belajar dari internet, dari rekan-rekan yang memiliki pekerjaan yang sama untuk bertukar pikiran dan ide bagaimana mengembangkan bentuk cincin yang gitu-gitu saja menjadi lebih baik,” ujarnya kemarin.
Lanjut Pak Yatno, sapaan akrabnya, untuk mengembangkan wawasan soal bentuk emban dari internet, ia harus dibantu Yudi anak tertuanya yang telah menyelesaikan pendidikan kejuruannya di SMK Swasta Surabaya. Karena ia mengakui, sangat buta internet. Tetapi karena dorongan zaman dan perkembangan model terpaksa ia harus banyak belajar.
“Saya kalau tidak belajar dari luar, saya tidak bisa membuat model-model yang bagus. Saya banyak belajar dibantu Yudi, terutama untuk membuka situs youtube,” katanya.
Untuk model, Yatno banyak membuat bentuk-bentuk yang telah ada di pasaran. Harga yang dibanderol juga bervariasi mulai dari Rp 30 ribu sampai dengan Rp 200.000 tergantung dari bahan, dan kerumitan tingkat pembuatan. Sedangkan untuk konsumen yang membawa sendiri, dengan bentuk yang rumit ia mulai berpikir untuk menentukan harga yang harus diambil.
“Ada konsumen yang membawa gambar sendiri, biasanya ada nego-nego khusus, bisa mencapai Rp 500 ribu. Karena harus menyesuaikan dengan bentuk alat pahat yang saya miliki. Termasuk jenis bahan dan kualitas, yang lazim saya pakai monel karena bahannya memang mudah didapat. Kalau untuk emas dan perak saya tidak menerima, karena pertaruhannya sangat besar. Tapi kalau mau diwarnai seperti perak dan emas, tinggal disepuh atau dikrom aja,” katanya.
Dia menjelaskan baru saja menerima order bentuk emban yang unik.  Pada tubuh cincinnya diberi ornamen batang pohon, sedangkan embannya minta bentuk akar pohon yang mencengkeram akiknya.
Ia tidak khawatir dengan produk cincin dan emban impor Tiongkok yang banyak didatangkan para importir. Karena baginya, rezeki sudah ada yang mengatur dan ia sudah memiliki pelanggan sendiri. Jadi kekhawatiran tersebut ditepisnya guna fokus mengerjakan pekerjaan yang telah ditekuni.
“Sekarang banyak emban impor buatan pabrik di pasaran, saya tidak ada masalah. Karena produk yang bersifat handmade lebih digemari dibandingkan produk buatan pabrik,” katanya.
Lain pula dengan Desi pemilik Fey Collection yang juga banjir pesanan emban dengan berbagai bahan seperti titanium cakar bakar. Sedang motif emas diimpor dari negeri tirai bambu. Untuk penjualan  dalam bentuk kodian.
” Harga satu kodi, saya jual Rp 500-650 ribu. Perbedaan harga tersebut tergantung dari warna dan bahan. Kalau yang silver lebih mahal, karena harus mendatangkan dari Kota Gede Jogjakarta,” tandasnya.
Selama musim akik ini, ia mengakui omzet yang didapatnya bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan. Karena sejumlah konsumen penjual akik telah melakukan pemesanan terlebih dahulu, sebelum cincin dan emban datang dari Tiongkok. [William]

Tags: