Motif Sinar Perdamaian Karya Saifur Rizal Raih Juara 3 Desain Batik 2019

Saifur Rizal terima penghargaan dari Arumi Bachsin

Probolinggo, Bhirawa
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, setali tiga uang. Pepatah itulah yang tepat untuk menggambarkan seorang Saifur Rizal, desainer motif batik muda yang baru saja menorehkan prestasi membanggakan bagi Kabupaten Probolinggo dalam even bergengsi tingkat Jawa Timur.
Generasi milenial yang tercatat sebagai Alumni STIMIK ASIA Malang Jurusan Desain Grafis tahun 2018 ini tidak lain adalah anak dari Satimin, Owner Galeri Batik Tulis Prabulinggih yang merupakan salah satu perintis kerajinan batik tulis di Kabupaten Probolinggo asal Desa Bulujaran Lor Kecamatan Tegalsiwalan.
Dengan bakat yang diwarisi dari ayahnya itu, sepekan yang lalu Rizal sukses meraih juara 3 setelah bersaing dengan 82 peserta dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur dalam ajang Lomba Desain Batik 2019 yang rutin setiap tahun diselenggarakan oleh Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Provinsi Jawa Timur. Tema lomba saat itu adalah “Motif Batik Tulis Klasik dan Kuno (Tradisional) Khas Jawa Timur”.
Desain batik motif “Sinar Perdamaian” ciptaanya berhasil mencuri perhatian Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin yang saat itu menjadi juri bersama Denny Djoewardi dari Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia dan Farida dari Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta.
“Saya ikut lomba desain batik Disperindag Jawa Timur ini sejak tahun 2014 dan saat itu hanya masuk nominator 10 besar. Tahun 2015 ikut lagi namun gagal, kemudian pada tahun 2018 ikut lagi dan bisa mendapatkan juara harapan 1. Alhamdulillah tahun 2019 ini saya bisa meraih juara 3,” jelas Rizal Minggu 26/5 di rumahnya.
Rizal menuturkan, desain dan goresan motif “Sinar Perdamaian” miliknya diambil dari makna Probolinggo yang dalam bahasa Sansekerta dapat diartikan sebagai lambang perdamaian dan mengakhiri perselisihan. Adanya gambar sinaran didalamnya, merupakan simbol kekuatan raja Majapahit untuk menyatukan nusantara khususnya wilayah Probolinggo. Dengan selalu mendapat tuntunan cahaya terang diharapkan tercipta masyarakat yang adil dan makmur.
“Selain itu saya sisipkan pula goresan daun mangga dan Gunung Bromo sebagai perlambang harapan serta menjunjung tinggi adat dan budaya Kabupaten Probolinggo dengan berpedoman pada Pancasila sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia, meskipun berbeda budaya tapi tetap satu,” urainya.
Rizal memang sangat rajin mengikuti ajang serupa tidak hanya di tingkat Jawa Timur saja tetapi juga berani menyasar tingkat nasional yang saat ini juga sedang diselenggarakan di Bandung dengan tema “Bandung Kini”. Selain ingin membanggakan orang tua dan daerahnya, mengikuti even seperti ini merupakan ajang untuk terus mengasah keterampilan membatik sekaligus untuk memperkaya dirinya tentang khasanah batik nusantara.
“Pengalaman dan prestasi ini akan menjadi bekal bagi saya kelak, ketika mulai terjun di industri batik tulis yang nantinya saya kelola sendiri. Mohon doanya agar kami juga mampu berprestasi di tingkat nasional saat penilaian tanggal 27-28 Mei besok,” tandasnya.
Satimin mengaku sangat bangga atas torehan prestasi anaknya itu, dimana sebelumnya Bupati Probolinggo Hj P Tantriana Sari SE juga memberikan kehormatan dan kepercayaan kepada anak keduanya ini untuk membuat desain motif batik khusus untuk pelajar Kabupaten Probolinggo yang kemudian diberi nama motif “Perjuangan”.
“Mudah-mudahan apa yang telah dipersembahkan ananda Rizal ini juga bisa menjadi motivasi generasi muda lainnya. Selain untuk mengangkat nama baik Kabupaten Probolinggo melalui seni kerajinan batik, juga turut serta dalam menguri-uri salah satu warisan budaya asli bangsa Indonesia ini,” tambahnya.(Wap)

Tags: