Motivasi Generasi Muda agar Semangat Menimba Ilmu

Ririn Faridah SPd MPd

Ririn Faridah SPd MPd
Melihat generasi muda sekarang yang cenderung menikmati hidupnya di zona nyaman. Mereka telah mendapatkan fasilitas yang lengkap dari orang tuanya, namun tidak bisa dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya. Padahal pendidikan atau ilmu itu merupakan modal yang paling utama.
“Masa depan kita tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita. Maka ilmu itu adalah solusi yang utama,” ungkap Ririn Faridah SPd MPd Wakasek SMAN 2 Sidoarjo.
Ririn menceritakan, kalau orang tua dahulu selalu bilang kepada anak – anaknya, Aku Mek Iso Nyangoni Awakmu Karo Ilmu, perkataan itu sangat membekas dan ternyata betul sekali, ketika dihadapkan dengan lingkungan yang berbeda, tidak ada siapa – siapa, juga tidak ada modal. Tetapi kalau sudah mempunyai ilmu akan lebih muda untuk melangkah, karena sudah mempunyai bekal, jelas perempuan kelahiran Sidoarjo April 1979 saat ditemui di sekolahnya, Senin (15/2) kemarin.
Penulis empat buku Antologi dan satu buku mandiri ini menegaskan, kalau ada yang bilang sekolah tidak penting, itu sangat salah. Sekolah sangat penting, karena bisa untuk modal kita kedepan.
“Makanya, saat kuliah saya lakukan dengan serius dan rajin belajar, hingga sempat menjadi asisten dosen. Bahkan saat lulus S1 di Malang 2001, maunya dipertahankan menjadi asisten dosen, tetapi sama orang tua tidak boleh,” ujar lulusan S1 Pendidikan Matematika IPK terbaik angkatan 1997 dan lulusan S2 Pendidikan Matematika IPK terbaik angkatan 2016.
Bu Ririn_sapaan akrabnya, mengaku langsung mencari informasi tentang lowongan guru di SMAN 2 Sidoarjo, maklum sebagai aluminya, dan diterima sebagai guru honorer atau GTT hingga 2007 diangkat menjadi PNS.
Ia mengaku saat menjadi GTT, memang tidak mudah dan berat, namun tetap dilakukan dengan penuh semangat, bahkan mengajar di beberapa sekolah mulai Gedangan dan Surabaya serta melakukan les – les privat juga dilakukan. ”Dengan bermodal sepeda motor butut tahun 83, yang sering mogok disetiap perjalanan juga sudah saya alami demi mengamalkan ilmu dan mencari nafkah,” kenang guru berpreasi kabupaten 2017.
Bu Ririn menegaskan, jadi harus pintar – pintarnya mengatur waktu. Walaupun pekerjaan di sekolah itu banyak sekali, tetapi kalau pintar mengatur waktu semuanya bisa berjalan dengan baik. Meskipun usia sudah tua, tetapi tidak mau ketinggalan prestasi.
“Saat menempuh S2 IPK rata – rata 3,8. Saya tidak mau dibilang pupuk bawang hanya (ikut – ikutan, red). Pekerjaan sekolah dan pekerjaan rumah saya tuntaskan dulu dan waktu malam hari saya baru belajar. Saat ini saya juga sedang menempuh pendidikan Doktoral Manajemen Pendidikan di Unesa, berkat dorongan dan motivasi dari Kepala Sekolah,” tandas Bu Ririn. [ach]

Tags: