Motor Listrik Karya ITS Masuki Tahap Komersialisasi

Menristekdikti Prof M Nasir menjajal naik motor Gesits didampingi Rektor ITS Prof Joni Hermana, Dr Nur Yuniarto dan Dr Ir Jumain Appe, Jumat (15/12) lalu.

ITS Resmikan Teaching Industry Demi Gesits

Surabaya, Bhirawa
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya makin serius garap industri otomotif listrik di Indonesia. Kini, motor listrik Garansindo Electric Scooter ITS (Gesits) masuk ke tahap komersialisasi dan secara resmi mendirikan teaching industry pertama. Dengan berfokus pada pengembangan industri perakitan sepeda motor listrik di Indonesia.
Peresmian yang disaksikan langsung oleh Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI Mohamad Nasir di Gedung Motor Listrik Nasional (Molina) ITS, Jumat (15/12) lalu. Kegiatan tersebut memang didanai Kemenristekdikti agar menjadi pelecut bagi peneliti perguruan tinggi untuk merealisasikan riset yang mereka miliki.
“Riset yang hanya sebatas publikasi dan tidak bisa diserap industri bukanlah inovasi. Inovasi harus mampu dihilirisasi dan komersialisasi,” kata Nasir.
Melalui teaching industry yang dinaungi Pusat Unggulan IPTEK Sistem dan Kontrol Otomotif (PUI SKO) ITS, Nasir berharap ITS berhasil menciptakan motor listrik dengan harga kompetitif dan kualitas terbaik. “Harapannya, kehadiran motor listrik dapat menggeser kebutuhan motor di Indonesia selama ini, terlebih seluruh desainnya berasal dari anak negeri,” tandas mantan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) ini.
Sementara, Rektor ITS Prof Joni Hermana menjelaskan bahwa teaching industry adalah bentuk keseimbangan dari peran perguruan tinggi dalam mengembangkan dan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal agar proses produksi masal dapat berjalan dengan baik.
“Selain itu, melalui program pelatihan teaching industry ini diharapkan mahasiswa memiliki bayangan terkait bagaimana sebenarnya industri otomatif berlangsung,” tuturnya.
Dalam teaching industry tersebut, ada delapan station proses manufaktur yang dimiliki meliputi station rangka (chasis), steering system, drive train, aksesoris, dua station pemasangan body, waiting, tes fungsi dan performa. Hebatnya, di dalam teaching industry ITS ini berhasil menghasilkan sebuah motor listrik hanya dengan waktu tunggu selama 5 menit di setiap station dan keseluruhan proses hingga jadi memakan selama 45 menit lewat konsep modular assembly.
Dikatakan Direktur PUI-SKO ITS, Dr Muhammad Nur Yuniarto ST, konsep modular assembly ini sangat sesuai dalam mendukung proses pendidikan karena konfigurasinya dapat diubah sesuai kebutuhan. “Selain itu, hal ini juga didukung dengan seluruh fasilitas di teaching industry yang didesain sendiri sesuai kebutuhan,” tambah dosen Teknik Mesin ITS ini.
Pria berkacamata tersebut menjelaskan, konsep modular assembly ini juga mendukung proses pengembangan varian baru dari Gesits yang dapat diujicobakan terlebih dahulu di teaching industry sebelum dilakukan produksi masal maupun bagi pihak lain yang bergerak di industri motor listrik. Selain melibatkan mahasiswa ITS dan lulusan perguruan tinggi, teaching industry dengan tim 25 teknisi ini juga melibatkan lulusan SD, SMP, dan SMK dalam proses pembuatannya. “Berbagai lulusan jenjang pendidikan kami siapkan untuk berkontribusi di industri perakitan sepeda motor listrik Indonesia,” tambahnya. [geh]

Tags: