MPU Kota Surabaya ‘Buta’ Rambu Lalin

Puluhan Taksi ngetem di depan pusat perbelanjaan Delta Plaza Surabaya meski sudah ada rambu-rambu lalu lintas, Rabu (8/7) kemarin. [Gegeh Bagus/bhirawa]

Puluhan Taksi ngetem di depan pusat perbelanjaan Delta Plaza Surabaya meski sudah ada rambu-rambu lalu lintas, Rabu (8/7) kemarin. [Gegeh Bagus/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Angkutan umum ngetem di sembarang tempat menjadi satu pekerjaan rumah yang tidak kunjung selesai bagi Pemkot Surabaya. Meski penindakan dengan beragam sanksi telah diberikan secara efektif untuk mengatasinya.
Seperti di kawasan pusat perbelanjaan di kawasan Jalan Pemuda, puluhan taksi tak menghiruakan rambu-rambu lalu lintas yang telah terpasang. Menjelang lebaran, taksi kembali mengepung bahu jalan dengan durasi yang cukup lama. Hal tersebut membuat sepanjang Jalan Pemuda macet setiap harinya.
Terkait hal ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya telah gencar melakukan patroli untuk menertibkan sopir-sopir angkutan umum ini. mulai dari penggembosan, penempelan stiker pelanggaran, hingga penilangan.
Meski, kerap petugas terus ‘kucing-kucingan’ kepada para sopir ‘mokong’. Namun, tidak ada yang memberikan perubahan positif. Namun saat ini, para pengemudi taksi harus ekstra hati-hati dan tertib mematuhi ketentuan berhenti untuk menunggu penumpang.
” Fokus kami memang taksi. Sejak awal Ramadan, kami sudah lakukan penindakan. Taksi yang ngetem sembarangan atau berhenti di tempat yang tidak semestinya, pasti akan kami tindak,” tegas Irvan Wahyu drajad Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Rabu (8/7) kemarin.
Irvan menjelaskan bahwa sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku, taksi tidak diperbolehkan berhenti sembarangan untuk menunggu penumpang atau sekaligus untuk menurunkan penumpang.
Di bulan Ramadan yang sudah mendekati Lebaran seperti ini, beberapa kawasan di Kota Surabaya, khususnya yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan, mendapat perhatian khusus, karena banyak taksi yang justru berhenti meski sudah ada rambu dilarang parkir maupun rambu dilarang berhenti.
“Dampaknya sangat merugikan pengendara lainnya sehingga menyebabkan macet. Apalagi semakin mendekati Lebaran seperti sekarang ini. Lihat saja kepadatan di depan pusat-pusat perbelanjaan, dampaknya menimbulkan kemacetan. Itu yang kita awasi terus,” pungkasnya.
Irvan menyebut lokasi di dekat halte bus Jalan Tunjungan sampai dengan depan Tunjungan Plasa, serta depan Plasa Surabaya di Jalan Pemuda, banyak taksi yang ngetem menunggu penumpang, yang berdampak pada kepadatan dan kemacetan. “Kami tidak pilih-pilih. Tapi kenyataan dilapangan memang seperti itu. Antrean taksi yang ngetem disana bikin macet memang. Kam terus pelototi dan tindak langsung pelanggarnya,” tambah Irvan.
Sementara itu, Kepala seksi penertiban Dishub Kota Surabaya, Trio Wahyubowo mengatakan, untuk rutin melakukan patroli ke sejumlah titik jalan yang berstatus Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL). KTL ini berada di jalan-jalan protokol Surabaya, seperti Jalan Gubernur Suryo dan juga Jalan Jimerto.
Jika petugas patroli menemukan ada kendaraan yang diparkir sembarang di KTL ini, maka akan langsung dilakukan penindakan, seperti pengempesan ban. Tapi sayangnya, jumlah unit patroli dishub masih terbatas, hanya sebanyak empat unit. Keempatnya harus melakukan patroli ke seluruh jalan-jalan protokol di Surabaya.
“Memang kalau dikatakan kurang ya empat unit itu kurang. Mudah-muahan nanti ada penambahan personil. Tapi untuk saat ini masih belum ada,” paparnya. (geh)

Tags: