MSA PTNBH Singgung Relevansi Kurikulum dan Kebutuhan Industri

Untuk pertama kalinya, sidang paripurna MSA PTN-BH digelar secara daring dan offline. Beberapa isu startegis tantangan perguruan tinggi di masa pandemi tak luput dari pembahasan.

Sinergikan Kurikulum Kampus dan Dunia Kerja Selama Covid-19
Surabaya, Bhirawa
Agenda tahunan Forum Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) kembali digelar. Kali ini, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menjadi tuan rumah Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik (MSA) secara online dan offline. Dengan topik membahas Penguatan Relevansi Riset dan Kurikulum Pendidikan Tinggi dengan Dunia Kerja di Era Pembiasaan Perilaku Baru dan Pasca Pandemi Covid 19.
Menurut Ketua Senat Akademik Unair Surabaya, Prof dr Djoko Santoso SpPDKGH PhD FINASIM topik Penguatan Relevansi Riset dan Kurikulum Pendidikan Tinggi dengan Dunia Kerja di Era Pembiasaan Perilaku Baru dan Pasca Pandemi Covid 19, dibahas terkait adanya kekhawatiran di tengah masyarakat terhadap kualitas lulusan dengan perubahan – perubahan sosial yang berdampak pada dunia kerja.
“Kekhawatiran itu menunjukkan betapa pentingnya penguatan relevansi kurikulum dan riset perguruan tinggi dan dunia kerja dari hasil belajar di kampus,” ungkap Prof Djoko, Minggu (4/10) kemarin.
Sehingga, capaian terbaik dari lulusan akan berdampak positif terhadap beberapa bidang masyarakat. Prof Djoko juga mengatakan, pendidikan tinggi harus mampu menjawab tuntutan pemangku kepentingan dalam menyeimbangkan kebutuhan pasar kerja dan prioritas lain.
“Karena itu topik ini menjadi sangat menarik dan penting. Ketrampilan yang dibutuhkan di pasar kerja mesti menjadi kompetensi lulusan dalam mendukung ekonomi global yang berbasis inovasi dan skill,” urainya.
Sementara itu, Rektor Unair Surabaya, Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak CMA menjelaskan, lima tahun terakhir masyarakat menghadapi beragam perubahan situasi dan kondisi yang tak terbayangkan. Termasuk kemunculan pandemi Covid 19. Sehingga antisipasi perguruan tinggi mutlak harus dilakukan bersama, dengan segala potensinya, perubahan – perubahan itu mesti dihadapi dengan smart.
“Di Unair kami mengantisipasinya dengan mendorong menjadi smart university. Intinya adalah kita semua bertekad untuk mengoptimalkan dan memanfaatkan teknologi – teknologi terkini, terbaru, dan paling maju, untuk memberikan value edit, nilai tambah, maksimal bagi peserta didik kita. Termasuk memberikan impact positif untuk internal kita, terutama masyarakat, bangsa, serta dunia. Inilah kami sebut smart university, yakni universitas yang mampu memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan yang diciptakan sendiri untuk memberikan nilai tambah yang optimal,” jelas Prof Nasih.
Lebih lanjut, Prof Nasih menjelaskan, konsep Smart University Unair itu ada lima pilar. Yakni smart education for millenials people, meaningfull research and commmunity service, accelarating innovation and enterprising, responsive and lean management, dan top up tangible and intangible resiurces utilization.
Sedangkan Ketua MSA, Prof Nachrowi MSc M Phill PhD menambahkan, pencarian strategi bagaimana kompetensi lulusan tidak jadi berkurang karena kegiatan belajar daring sangat perlu dilakukan perguruan tinggi. Selain itu, dampak pandemi Covid 19 terhadap ekonomi, banyak perusahaan – perusahaan yang terhimpit, mesti juga diantisipasi dengan baik.
“Tantangan lain, kemajuan teknologi saat ini menunjukkan batas – batas kelimuan satu dengan yang lain kian terbuka. Di sisi lain, keterkaitan ilmu satu dengan ilmu lainnya kian tampak dan jelas. Akibatnya kolaborasi research kesehatan, sains dan teknologi, dengan ilmu humaniora tak terelakkan,” kata Prof Nachrowi.
Sehingga hal itu berimplikasi positif ke depan pada perubahan paradigma kompetisi ke paradigma kolaborasi. Dalam agenda tahunan ini, Sidang diikuti delegasi Senat Akademik dari sebelas PTN-BH, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Hasanudin (Unhas), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Universitas Sumatera Utara (USU). Sebanyak 139 peserta pun turut hadir. [ina]

Tags: