MTsN Tambak Beras Resmi Jadi ‘Madrasah Literasi’

Siswa MTsN Tambak Beras, Jombang saat mengerjakan makalah observasi, Senin (25/9) kemarin. [arif yulianto]

Jombang, Bhirawa
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tambak Beras, Jombang saat ini resmi berpredikat sebagai ‘Madrasah Literasi’. Penandatanganan  MTsN Tambak Beras sebagai sekolah literasi dilakukan oleh Direktur KSKK, Kemenag RI pada hari Jumat (22/9) kemarin.
“Alhamdulillah, Madrasah kita telah diresmikan sebagai ‘Madrasah Literasi’ pada tanggal 22 September kemarin. Madrasah literasi adalah madrasah yang menumbuhkembangkan dan meningkatkan menulis, membaca, mengarang buku, mengarang kitab. Alhamdulilah, sejak 10 tahun terakhir, sekolah kita sudah menerapkan literasi,”ungkap M. Syueb kepada sejumlah wartawan, Senin (25/9) kemarin.
Sebelum di resmi berpredikat sebagai sekolah literasi, MTsN Tambak Beras, Jombang telah mewajibkan siswanya membaca minimal 10 buku dalam satu semester. Hal tersebut adalah salah satu kegiatan literasi yang telah dilakukan sekolah ini beberapa tahun belakangan. Selain itu menurut M. Syueb, guru-guru di sekolah ini juga didorong untuk menulis karyanya. Termasuk salah satunya telah mampu mengarang beberapa buku dalam beberapa judul, di antaranya buku yang berjudul ‘Kala Jilbab Berkibar di Podium’ karya Hj. Evi Ni’mah, salah seorang guru sekolah tersebut.
Ke depan, Syueb berharap ke depan para siswa pun mampu menghasilkan karya-karya tulis yang dapat di kenal luas oleh publik.
“Ro’is Suriah NU Jombang juga mendorong agar siswa siswi MTsN Tambak Beras ini ke depan diajari membaca, menulis, dan mengarang. Sehingga karangan-karangan ini seperti para ulama terdahulu yang karyanya dikenal sepanjang zaman. Kami ingin, para siswa bisa di ajari senang membaca dan menulis terutama kitab kuning, sehingga harapan para kyai dan wali murid bisa kita canangkan,” beber Syueb lagi.
Saat ini menurut Syueb, madrasah tersebut tengah menyiapkan beberapa program dan di harapkan bisa berjalan nantinya. Di antaranya tiap kelas nantinya wajib mempunyai mini perpustakaan.
“Kami sedang melaksanakan bagaimana anak didik kita mempunyai  mindset  menghadapi globalisasi. Saat ini kita sedang menyiapkan 79 siswa untuk nantinya belajar ke China. Komunikasi kerja sama antar pelajar dengan Australia pun sedang kita lakukan,” jelas Syueb.
Data yang berhasil dihimpun Bhirawa,  kegiatan literasi di sekolah ini yang telah dilakukan rutin sebelum predikat ‘Madrasah Literasi’ melekat pada sekolah ini di antaranya mewajibkan siswa yang masuk pada kelas unggulan di sekolah ini untuk melakukan observasi minimal dua kali dalam satu tahun. Sementara untuk kelas reguler, masih sebatas di wajibkan melakukan kegiatan literasi ringan, seperti menulis Cerita Pendek (Cerpen) dan yang lain.
Siswa unggulan yang telah melakukan observasi pun diwajibkan menyusun laporan dalam bentuk makalah dengan syarat minimal 20 halaman, dan tiga halaman terpisah dalam bahasa Inggris untuk laporan perjalanan obsevasi. Hal itu berlaku jika observasi dilakukan di lokasi di dalam negeri. Namun jika siswa kelas unggulan melakukan observasi ke luar negeri, mereka di wajibkan menyusun makalah ‘full’ dalam bahasa inggris. [rif]

Tags: