Mucikari Prostitusi Artis Ternyata Dua Mahasiswa

Kasat-Reskrim-Polrestabes-Surabaya-AKBP-Takdir-Mattanete-menunjukkan-mucikari-Alfania-Tiarsasila-kiri-dan-Alen-Saputra-kanan-Kamis-[10/9].-[abednego/bhirawa].

Kasat-Reskrim-Polrestabes-Surabaya-AKBP-Takdir-Mattanete-menunjukkan-mucikari-Alfania-Tiarsasila-kiri-dan-Alen-Saputra-kanan-Kamis-[10/9].-[abednego/bhirawa].

Polrestabes Surabaya, Bhirawa
Satuan  Reskrim Polrestabes Surabaya berhasil menangkap mucikari artis AS, yakni Alfania Tiarsasila (23) asal Purwokerto domisili Semarang dan Alen Saputra (25) asal Palembang yang tinggal di Yogjakarta. Kedua tersangka mucikari ini merupakan mahasiswa di Universitas tempat asalnya.
Bahkan, keduanya telah memiliki jaringan ke hampir seluruh kota besar di Indonesia. Tak tanggung tanggung, mereka sudah memiliki sekitar 65 anak buah berusia antara 20 sampai 26 tahun yang dibooking. Tersangka Alfania bertindak sebagai mucikari yang mencarikan pelanggan. Sedangkan satu lagi adalah Alen bertugas menghubungi para anak buahnya ketika ada orang yang membooking.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdi Mattanete mengatakan, keduanya merupakan seorang mahasiswa. Namun, pihaknya enggan menyebut Universitas tempat mereka kuliah. Terkait perbedaan inisial yang dulunya disebut sebagai BS dan YY, Takdir mengaku hal itu merupakan strategi penyelidikan.
“Kedua tersangka ditangkap di salah satu hotel di kawasan Menteng Jakarta Pusat. Keduanya masih berstatus sebagai mahasiswa,” terang Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete, Kamis (10/9).
Takdir menjelaskan, tersangka Alfania adalah pengelola Princess Management yang menyediakan wanita wanita muda siap booking. Jaringanya sudah cukup luas, bahkan hampir diseluruh kota di Indonesia sudah ada jaringan. Diantara jaringan yang cukup besar adalah di Jakarta, Surabaya, Yogjakarta, Semarang, serta Bandung.
Kelas prostitusi yang dikelolanya ini cukup lumayan, tarif paling rendah untuk sekali layananan adalah Rp 1 juta, sedangkan yang paling tinggi mencapai Rp 8,5 juta. Wajar saja, mereka mamtok tarif tinggi, sebab wanita wanita yang dijual masih muda. Sebanyak 65 wanita tersebut ada dari kalangan SPG, mahasiswi, model serta dari kalangan artis.
Berdasarkan informasi yang didapat, yang paling banyak menjadi anak buahnya adalah dari kalangan model. “Untuk sementara ini yang artis baru satu yaitu AS saja, selain itu ada dari SPG, model dan juga mahasiswi. Kami masih melakukan pengembangan lebih lanjut,” kata Takdir Mattanete.
Takdir juga mengaku tidak percaya dengan pengakuan tersangka yang mengatakan bahwa mereka baru beroperasi sekitar tiga bulan. Sebab jika melihat jumlah wanita yang akan dijual sudah cukup banyak dan jaringannya juga sudah cukup luas hingga hampir ke seluruh kota di Indonesia, maka diduga aktifitas mereka ini sudah cukup lama.
“Sebenarnya Princess Management bukan satu satunya management yang mengelola prostitusi online seperti itu, namun masih banyak management lainnya. Penyidik masih berupaya mengembangkan ke jaringan-jaringan lainnya,” tandas Takdir. [bed]

Tags: