Muhammad Setyawan, Ciptakan Inkubator Penetas Murai Batu Berbasis PID

Muhammad Setyawan menunjukkan cara kerja inkubator penetas telur murai batu berbasis PID yang diciptakanya untuk memenuhi tugas akhir kuliah.

Berawal dari Pengalaman, Berlanjut Jadi Penelitian
Surabaya, Bhirawa
Hobi mengoleksi burung ternyata mampu dimanfaatkan lebih oleh Muhammad Setyawan. Mahasiswa Prodi Sistem Komputer Stikom, Surabaya tersebut berhasil mengakhiri masa kuliahnya dengan penelitian yang tidak lepas dari hobi dan sederet pengalamannya tentang burung.
Sebuah penelitian tentang incubator penetasan telur burung murai batu berbasis Proportional Integral Derivative (PID) berhasil dikerjakannya. Setyawan mengaku, inovasi yang dihasilkan dari penelitian tersebut mampu meningkatkan efektifitas proses penetasan telur burung langka tersebut.
“Proses penetasan secara alami memang bisa dilakukan tanpa menggunakan inkubator. Namun, hal tersebut memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan penetasan menggunakan inkubator,” tutur Setyawan.
Pria asal Gresik ini menjelaskan, proses penetasan telur burung secara alami memiliki sejumlah resiko yang tidak menguntungkan. Salah satunya induk yang mudah stress karena suara, cuaca dan suhu. “Burung murai batu itu dengar suara burung lain saja sudah terganggu. Kalau sudah stress, dia tidak mau lagi mengerami dan telurnya dibuang,” tutur dia.
Karena itulah, inkubator dengan sistem PID dianggap lebih efektif olehnya. Selain tidak ada resiko stress, perkembangan proses penetasan dapat terukur. Termasuk suhu yang dapat diatur secara otomatis menggunakan sistem PID. “Dalam inkubator ini terdapat empat lampu 5 watt yang berfungsi mengatur shu dan humidifier yang berfungsi mengatur kelembaban air,” tutur dia.
Lampu yang terhubung pada sistem PID akan dapat menyala terang dan meredup secara otomatis untuk mengatur suhu ruang. Idealnya, lanjut Setyawan, suhu ruang pada proses penetasan antara 35 – 37 derajat dan kelembaban 80 – 85. “Kalau suhunya sudah masuk 35 derajat, lampu otomatis akan meredup. Pengaturan suhu itu sudah saya sesuaikan dengan suhu ruang saat penetasan secara alamiah,” tutur dia. Selain dapat digunakan untuk murai batu, inkubator tersebut diakuinya juga dapat digunakan untuk penetasan telur burung love bird, kenari bahkan penetasan telur ayam. Hanya saja, masa penetasan akan berbeda-beda sesuai dengan jeni telur burungnya. Untuk murai batu dan kenari masa penetasannya sekitar 14 hari. Sementara telur love bird dan ayam bisa sampai 21 hari.
“Ini sudah saya uji coba sendiri di rumah. Karena di rumah saya juga punya peternakan burung. Saya punya koleksi murai batu tujuh pasang, love bird 40 pasang dan kenari sekitar 10 pasang,” pungkas dia. [tam]

Tags: