MUI Jatim Tolak Pengawasan Khatib Jumat

20120803143558main-najib-hamidSurabaya, Bhirawa
Instruksi tim pemenangan Jokowi-Kalla dan PDI Perjuangan agar masyarakat mengawasi materi khotbah para khotib sholat Jumat di masjid-masjid dinilai berlebihan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menyindir tindakan tersebut dapat mengganggu jalannya ibadah umat muslim.
Ketua MUI Jawa Timur, Najib Hamid  menegaskan tindakan itu dinilai berlebihan dan over produktif. Terlebih dilakukan dalam rangka menjelang kampanye pilpres 2014. “Kalau sampai harus mengawasi materi khutbah di masjid itu tindakan berlebihan, sangat tidak wajar dan bisa melukai perasaan  umat Islam,” sindir Najib Hamid, Minggu (1/6).
Seperti  diketahui PDIP mengeluakan instruksi. Yaitu, kader Banteng yang muslim harus memantau materi ceramah khotib Jumat. Adanya instruksi tersebut dibenarkan oleh Eva Sundari salah satu anggota Tim Pemenangan Capres Jokowi-JK. Instruksi tersebut sudah diberlakukan di DKI Jakarta serta menyusul kemudian daerah-daerah lainnya termasuk Jatim dengan penduduk mayoritas muslim.
Menurut Najib, tindakan mengawasi khotib berkhotbah adalah tindakan yang dinilai masih menyinggung perasaan orang lain. Apalagi selama ini khotib selalu menyampaikan kebaikan dalam setiap pidato yang disampaikan.
Selain itu, Khotib wajib hukumnya ceramah menggunakan dalil ayat suci Al Quran. Jika ada ada khotib yang kampanye hitam itu bukan khotib. tapi tukang fitnah. “Sangat disayangkan kalau sampai ada yang mencurigai Khotib ceramah,” tambahnya.
Namun Najib menyatakan tidak mungkin ada khotib bertindak sebodoh itu. Materi yang disampaikan pastilah mengajak kebaikan bukan menyudutkan orang lain. “Lalu kalau sampai ada yang mengamati kemudian melaporkan itu tindakan tidak wajar. Yang memata matai sendiri berati tidak berniat ibadah, karena konsentrasi mencatat materi khotbah,” katanya.
Najib mengajak agar dalam kondisi politik sekarang dimana pemilihan capres berlangsung, semua mihak bisa menahan diri. Kampanye hitam, jelasnya, tidak akan dibawa oleh para khotib. Oleh sebab itu, tidak perlu ada instruksi atau harus memata matai. “Saya yakin tidak ada khotib di Jawa Timur yang akan kampanye untuk salah satu calon presiden,” pungkasnya. [cty]

Keterangan Foto : Ketua MUI Jawa Timur, Najib Hamid

Tags: