MUI Siap Kontroling Kebijakan Pemerintah Sidoarjo

Ketua MUI Kabupaten Sidoarjo KH Salim Imron saat memberi pengarahan kepada peserta.[achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Ketua MUI Kabupaten Sidoarjo menegaskan kalau pihaknya bersifat sangat independen, yang bertugas salah satunya adalah membina kerukunan umat beragama serga menangani masalah aliran sesat. Disamping itu juga sebagai kontroling kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan pembangunan tempat-tempat ibadah.

Hal tersebut ditegaskan Ketua MUI Kabupaten Sidoarjo KH Salim Imron dalam Musyawarah Kecamatan DP MUI dan pemilihan Ketua MUI Wilayah Kecamatan Sidoarjo. Hadir dalam pula dalam acara tersebut, Forpimka Kecamatan Sidoarjo, MUI Kabupaten Sidoarjo dan MWC NU Kecamatan Sidoarjo serta seluruh Kaur Kesra se Kecamatan Sidoarjo.

MUI Kabupaten Sidoarjo juga mengharap dalam pemilihan Ketua MUI Kecamatan Sidoarjo yang baru, harus tokoh yang memiliki figur bisa mengayomi dan tidak berada di wilayah konflek, bila berbicara tidak bersifat provokatif dan tidak merangkap sebagai pengurus politik dan ormas.

“Akhirnya kami sebagai Ketua MUI Kabupaten dan segenap pengurus mengucapkan selamat melaksanan pemilihan semoga Allah selalu memberikan Rahmat dan hidayahnya kepada kita semua,” pungkasnya.

Plt Camat Sidoarjo Drs Imam Mukri Afandi beharap musyawarah dan pemilihan Ketua MUI Kecamatan ini bisa berjalan dengan, lancer aman tiada aral melintang. “Saya mengharapkan agar pelaksanaan musyawarah ini akan terpilih ketua baru yang menjadi keinginan bersama,” jelas Imam Mukri, pada (16/3) kemarin.

Dalam pemilihan ketua baru, berjalan sangat lancar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan ternyata masih dipercayakan kepada ketua lama yakni H Achmadi Romli MPd I.

Usai terpilih, Achmadi Romli mengatakan, setelah terpilih menjadi ketua, tugas-tugas para ulama sebagaimana umumnya kita ketahui adalah berdakwah. Tidak ada suatu tempat yang lebih tinggi daripada dakwah.

Dakwah itu mengajak bukan mengejek sebagaimana yang kita ketahui, merangkul bukan memukul, menyayangi bukan menyaingi, mendidik bukan membidik, membina bukan menghina, mencari solusi bukan mencari simpati, membela bukan mencela. “Tugas-tugas ini saya harapkan dalam periode pengkhidmatan kita, ini akan mewarnai dalam kehidupan kita. Umat sedang menunggu apa langkah kita,” katanya. [ach]

Tags: