Mujiaman Tak Permasalahkan Program Insentif RT Dijiplak Paslon Er-Ji

Mujiaman ketika sapa warga di RW 02 Lebak Agung, Kenjeran, Surabaya, Minggu (15/11). [andre/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Calon Wakil Walikota Surabaya nomor urut dua, Mujiaman Sukirno tak mempermasalahkan program dana insentif Rp150 juta untuk setiap RT yang ditiru oleh pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota nomor urut satu, Eri Cahyadi-Armuji.

Menurutnya, penjiplakan yang dilakukan oleh pasangan ErJi memang menunjukkan bahwa pasangan tersebut tidak memiliki program dan hanya akan meneruskan program yang sudah berjalan sejak kepemimpinan Tri Rismaharini.

“Ndak masalah. Jadi mereka mulai panik mereka terlambat, karena ini program orisinil, sedangkan mereka hanya plagiat, kalau punya program pasti sudah disampaikan. Artinya dari tagline meneruskan kebaikan, memang mereka gak punya program,” ungkap Mujiaman ketika ditemui usai sapa warga di RW 02 Lebak Agung, Kenjeran, Surabaya, Minggu (15/11).

Hal itu berani ia sampaikan, sebab dari berbagai media sosial tim dari ErJi mengkritisi program insentif RT akan membuat Pemkot cepat bangkrut karena akan memakan banyak uang APBD yang kini berkekuatan sebesar Rp10,3 triliun.

“Jelas mereka menghajar lewat medsos kalau Rp150 juta pemkotnya bangkrut, ternyata mereka gak bisa ngitung. Ketika kita jelaskan Rp1,3 triliun malah ditiru dan janji akan dinaikkan ini gak masuk akal,” kata mantan Direktur Utama PDAM Surya Sembada itu.

Ia mengatakan, Rp1,3 triliun tersebut sudah bisa mengcover semua RT di Surabaya yang berjumlah 9.224 tanpa mengacak-acak pembangunan yang sedang berjalan dan tanpa memangkas gaji Aparatur Sipil Negara (ASN).

Program ini, aku Mujiaman, memang menjadi program andalan karena dalam fakta yang ditemukan ketika blusukan ke kampung-kampung ternyata masih banyak permasalahan mendasar yang tak terselesaikan. Misalnya, fasilitas jamban yang minim membuat warga harus buang air di sungai, kemudian saluran sanitasi yang jelek dan sebagainya.

“Maka, ketika terpilih yang pertama kita perhatikan adalah kampung-kampung. Sesuai misi kita membangun Surabaya dari perkampungan karena jalan-jalan protokol sudah indah, dengan ini kita harap ada pemerataan dan keadilan bagi masyarakat Surabaya,” pungkasnya. [dre]

Tags: