Muktamar NU 33 Jangan Hilangkan Marwah Ulama

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Sidoarjo, Bhirawa
Usulan Ketua Muktamar NU Jatim, Saifullah Yusuf soal pemilihan Rois Aam Muktamar NU ke 33 yang akan dilakukan Agustus mendatang dengan cara Ahlul Halli Wal Aqdy (AHWA) atau sistem perwakilan untuk musyawarah mufakat, mendapat kritikan dari Garda Muda NU Provinsi Jatim. Jangan sampai meninggalkan marwah NU.
Koordinator Garda Muda NU Jatim, Khalid Muhaimin, Selasa (12/5) menyatakan, statment Gus Ipul–sapaan akrab Saifullah Yusuf, soal penerapan sistem AHWA agar tak seperti Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah), usulan itu dirasa sangat kontra produktif dengan kenyataan.
Sistem AHWA itu sudah ditolak dalam forum Konferensi Besar (Konbes) NU dan Musyawarah Nasional (Munas) NU 2014. Justru hal itu merupakan bentuk perilaku politik praktis, yang secara nyata menabrak ketetapan para Pengurus Wilayah NU se-Indonesia di forum tertinggi setelah muktamar itu. ”Ini sudah jelas, meletakkan NU sebagai tempat ‘memainkan’ ambisi politik yang bisa diambil dibalik pemaksaan atas sistem AHWA,” tegas Khalid Muhaimin.
Muhaimin menandaskan, warga Nahdliyin harus bisa melihat secara seksama, konsep sosialisasi Pra Muktamar yang dilakukan di Jatim oleh panitia daerah yang diketuai oleh Gus Ipul. Kaum muda NU merasa malu atas peristiwa itu. Sebab, proses sosialisasi Muktamar NU dengan mengajak artis ‘blusukan’ ke daerah-daerah. Seperti ke tempat umum, RS dan lainnya merupakan sosialisasi Muktamar NU yang bercita rasa kampanye Pemilihan Gubernur (Pilgub). ”Cara inilah pasti menghilangkan marwah Ulama yang berjuang bersama NU selama ini,” katanya dengan nada tinggi.
Mantan Ketua Cabang PMII Sidoarjo dan Bendahara PMII Jatim itu berharap, semua pihak membuka kesadaran objektifnya, dengan meletakkan NU dalam posisi yang sangat terhormat. ”Saya berharap jangan ada niatan sedikit pun untuk merusak Muktamar ini dengan kepentingan-kepentingan ambisius, yang menyebabkan gawe besar NU ini sebagai ajang pemaksaan konsepsinya sendiri, dengan tidak mengindahkan ketetapan-ketetapan NU secara organisasi yang sudah ada,” jelas Muhaimin itu.
Kalangan muda NU juga tak menginginkan dan menjadikan NU sebagai alat kekuasaan yang tengah dimainkannya. ”Dalam Muktamar ke 33 di Jombang mendatang, Garda Muda NU Jatim siap mengawal Muktamar NU yang bermartabat, dengan tak terkotori oleh kelompok-kelompok tertentu,” tegas Imin. [ach]

Tags: