Muktamar PKB Bahas Paham Radikal

muktamar_pkbJakarta, Bhirawa
Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Surabaya, Jawa Timur, 30 Agustus-1 September 2014 akan membahas strategi pencegahan paham radikal.
“Warga PKB, NU, dan kalangan pesantren jelas tidak sepakat atas gerakan radikal yang melakukan kekerasan atas nama Islam. Jadi, itu menjadi perhatian khusus kami,” kata Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (24/8) kemarin.
Menurut Muhaimin, sebenarnya para kiai pesantren dan warga NU sudah bergerak memberikan pemahaman kepada masyarakat akan bahaya kepentingan politik yang dibungkus agama. Namun, ia berharap rekomendasi tentang pencegahan gerakan radikal yang dihasilkan muktamar PKB nanti bisa diaplikasikan oleh pihak terkait dalam upaya deradikalisasi di Tanah Air.
Sebelumnya, Sabtu (23/8), PKB menerima rekomendasi forum diskusi tokoh muda pesantren Jawa Timur yang salah satu isinya adalah agar PKB bisa mempengaruhi pemerintah supaya bersikap lebih tegas terhadap setiap jenis gerakan radikal yang mengancam NKRI.
Rekomendasi itu merupakan hasil dari forum “bahtsul masail” atau forum pembahasan masalah tertentu yang dikaji berdasarkan hukum Islam, yang diikuti kiai muda dari 60 pesantren di Jawa Timur.
Hadir dalam forum itu antara lain KH Muhammad Ali Romzi (Gus Romzi) dari Ponpes Darul Ulum, Selo Tumpuk, Kabupaten Blitar M Shodif (Gus Shodif) dari Ponpes Al Falah Malang, Gus Hazani Zubair (Ponpes Nurul Chilil, Bangkalan) Gus Toif (Ponpes Al Falah, Ploso, Jombang), Gus Ahmad Athoillah (Ponpes Denanyar, Jombang), Gus Aizzudin (Ponpes Tebuireng, Jombang), dan Gus Faiz (Ponpes Nurul Jadid, Probolinggo).
Para kiai muda itu menyatakan tak sepakat konsep pembentukan Daulah Islamiyah atau negara Islam di Indonesia karena bertentangan dengan negara Pancasila yang sah secara hukum Islam.
Workshop Antiterorisme
Kepedulian terhadap ancaman terorisme juga ditunjukkan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jatim dengan menggelar kegiatan workshop antiterorisme 26 – 27 Agustus 2014.
“Workshop ini nanti akan diikuti oleh kalangan pelajar, mahasiswa, OKP dan tokoh masyarakat,” jelas Sekretaris FKPT Jatim Dr Hesti Armiwulan, SH MHum.
Menurut Hesti, terorisme tidak bisa diselesaikan dengan langkah-langkah represif saja, namun perlu juga dibarengi dengan upaya-upaya pencegahan.
“Nah FKPT lebih concern terhadap upaya-upaya pencegahan, sementara yang bersifat penindakan hukum atau represif biarlah menjadi domain teman-teman Densus 88,” jelas Hesti. Lebih lanjut menurut mantan wakil ketua Komnas HAM ini, gerakan untuk melawan terorisme harus digelorakan bersama.
“Terorisme merupakan ancaman bagi kita semua, maka perlu dibangun kewasdapaan dini di semua lapisan masyarakat akan ancaman terorisme ini,” tegas Hesti lagi.  [ant.ira]

Keterangan Foto : Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar menegaskan, muktamar partainya di Surabaya, 31 Agustus-1 September mendatang, akan membahas masukan para kiai muda se-Jawa Timur tentang perlunya Rancangan Undang-Undang Larangan Kelompok Radikal seperti Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) — organisasi itu sekarang menamakan sebagai Daulah Islamiyah atau (Islamic State/IS).

Rate this article!
Tags: