Mulai Diminati Wisatawan Domestik, Berkunjung Baru Sepekan Sekali

Sejumlah warga makan tahu dalam Festival Tahu Ledokkulon Bojonegoro beberapa waktu lalu.

Wisata Kuliner Tahu Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro, Bhirawa
Wisatawan domestik dari luar daerah yang berkunjung tidak setiap hari, tetapi baru sepekan sekali. Seperti pekan lalu ada rombongan wisatawan domestik dari Lamongan satu bus yang ingin belajar mengenai tata cara membuat tahu, sekaligus mencicipinya.
Objek wisata kuliner tahu di Kelurahan Ledokkulon Kabupaten Bojonegoro mulai diminati wisatawan domestik untuk melakukan pembelajaran cara membuat tahu juga menikmati kuliner tahu.
Ketua Paguyuban Perajin Tahu dan Tempe Bojonegoro Arifin di Bojonegoro menjelaskan objek wisata kuliner tahu yang dipusatkan di Kelurahan Ledokkulon Kecamatan Kota mulai didatangi wisatawan lokal, juga luar daerah setelah perajin tahu menggelar festival tahu beberapa waktu lalu.
Setelah itu, lanjut dia, para perajin tahu dan tempe yang menjadi sentra industri tahu di daerah setempat dengan jumlah sekitar 150 orang mencanangkan daerah setempat sebagai kawasan objek wisata kuliner.
“Wisatawan dari luar daerah yang berkunjung tidak setiap hari, tetapi baru sepekan sekali. Seperti pekan lalu ada rombongan wisatawan dari Lamongan satu bus yang ingin belajar mengenai tata cara membuat tahu, sekaligus mencicipi tahu,” kata dia.
Selain itu, lanjut dia, wisatawan yang datang itu juga belajar tentang pengolahan limbah tahu yang dijadikan biogas di tempatnya. “Wisatawan dari Lamongan itu dari berbagai kalangan,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Abiparo) Bojonegoro Wahyu Setiawan yang menyatakan juga pernah membawa puluhan wisatawan dari berbagai daerah di Jatim dan Jateng ke objek wisata setempat. “Saya berani membawa mereka karena rasa tahu Ledokkulon tidak kalah dengan tahu Sumedang atau tahu takwa Kediri,” kata dia yang juga memiliki agen wisata.
Hanya saja, menurut dia, pemkab bersama kelompok sadar wisata (pokdarwis) perajin tahu harus melakukan pembenahan secara menyeluruh di lokasi objek wisata setempat.
Dalam melakukan pembenahan, lanjut dia, juga mengajak pelaku wisata untuk bisa menjadikan objek wisata kuliner tahu di kelurahan setempat memiliki nilai jual. Ia memberikan contoh di objek wisata kuliner tahu belum ada penunjuk arah menuju lokasi yang bisa dikunjungi wisdom. Lainnya, tata cara penyajian juga masih tradisional, sehingga harus dikemas menjadi menarik. Yang tidak kalah penting, lanjut dia, pembenahan kebersihan lingkungan perajin tahu perlu dilakukan karena limbah tahu di perajin tahu Kelurahan Ledokkulon masih belum dilengkapi dengan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL). “Saya optimistis kalau ada pembenahan menyeluruh maka objek wisata kuliner tahu bisa memiliki nilai jual,” katanya menegaskan.
Kepala Kelurahan Desa Ledokkulon Kecamatan Kota Bojonegoro Sumantri menjelaskan pengembangan Ledokkulon sebagai objek wisata kuliner terhambat dengan anggaran yang dimiliki kelurahan. “Kami tidak bisa mengalokasikan anggaran untuk melakukan penataan industri tahu Ledokkulon menjadi lokasi objek wisata, karena kelurahan tidak memperoleh anggaran seperti desa,” katanya. [Rachmad Caesar]

Tags: