Mulai Menjangkit, Sehari Satu Orang Terjangkit DBD di Kabupaten Probolinggo

Dinkes Probolinggo dan warga lakukan PSN 3M Plus.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kabupaten Probolingggo, Bhirawa
Selama musim hujan, masyarakat Kabupaten Probolinggo harus lebih waspada terhadap penyebarang DBD (Demam Berdarah Dengue). Pasalnya, dalam waktu 10 hari awal tahun 2020, sudah ada 10 kasus DBD.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr. Anang Budi Yoelijanto melalui Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dewi Vironica membenarkan adanya kasus DBD di awal tahun 2020. Sesuai data yang masuk di Dinkes, dalam waktu 10 hari di tahun 2020, sudah ada 10 penderita DBD. Dengan begitu, bisa dikatakan setiap hari ada satu warga yang terjangkit DBD.
Sampai 10 Januari 2020 ini, ada 10 kasus DBD. Alhamdulillah, semua bisa ditangani dan tidak ada yang meninggal. Dewi berharap, masyarakat lebih waspada akan penyebaran penyakit DBD. Mengingat, musim hujan baru berlangsung.
Menurutnnya, faktor penyebab kasus DBD bisa karena lingkungan dan cuaca. Oleh karena itu, dia mengimbau semua pihak bersama-sama untuk menggerakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). “Penanggulangan kasus DB paling efektif adalah menggerakkan masyarakat untuk PSN. Karena dengan begitu akan membunuh jentik-jentik nyamuk, bukan mengandalkan fogging,” terangnya.
Kasus DBD diungkapkan Dewi, tidak hanya menyerang anak-anak. Tetapi, orang dewasa dan remaja pun rawan terjangkit DBD. Karena kasus DBD itu ada di lingkungan yang tidak bersih dan menjadi sarang nyamuk. “Malahan, dari 10 kasus DBD itu, kebanyakan orang dewasa,” ungkapnya.
Sementara itu, kasus DBD meningkat selama dua tahun terakhir di Kabupaten Probolinggo. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo mencatat ada 415 kasus DBD sampai akhir 2019. Angka itu melambung dibandingkan tahun 2018 yang hanya 80 kasus.
Lebih lanjut Dewi Vironica mengatakan, Kasus DBD memang meningkat pada tahun 2019. Sebab, 2019 ini masuk puncak siklus DBD. Sehingga, pihaknya meyakini tahun 2020 angka kasus DBD akan menurun.
Pada 2018 menurutnya, ada 4 orang meninggal. Sedangkan pada 2019, meningkat menjadi 5 orang meninggal.Dewi bahkan menyebut, penyebaran DBD saat ini sudah sampai ke daerah di dataran tinggi. Tercatat ada tiga kasus DBD di Kecamatan Krucil. Padahal, menurutnya, nyamuk Aedes aegypti tidak berkembang biak di dataran tinggi.
“Sekarang DBD ini juga sudah ada di ketinggian 200 meter dari permukaan laut. Padahal, seharusnya tidak ada. Kabarnya nyamuk pembawa DBD ikut bus dari Pajarakan menuju Bremi. Tapi, Alhamdulilah korban bisa sembuh,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo terus berupaya untuk memberantas sarang nyamuk (PSN), karena lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) sampai 500 persen. Dinas Kesehatan mengawali dengan mengukuhkan kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan dr. Liliek Ekowati mengungkapkan pengukuhan kader jumantik diperlukan karena kasus DBD di Kabupaten Probolinggo menunjukkan trend naik dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir.
Pada tahun 2018, terjadi 84 kasus dan 2019 sebanyak 415 kasus dengan 5 kematian. Sehingga perlu dibentuk kader jumantik pada saat ini yang sudah memasuki musim penghujan,” paparnya.
Ia berharap, pemantauan jentik di setiap rumah di untuk mengendalikan vektor penyakit demam berdarah dengue. Salah satu gerakan meningkatkan kesadaran masyarakat hidup sehat yakni gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebelum memasuki musim penghujan pada akhir tahun 2019.
Prioritas utama saat ini adalah upaya pencegahan melalui pemberdayaan dan peran serta masyarakat, tuturnya. Liliek menerangkan jumlah kasus DBD yang dilaporkan pada tahun 2018 dari 80 kasus terdapat 4 kematian.
Pada tahun 2019 ini sejak Januari sampai awal Nopember telah terjadi 415 kasus dan terdapat 5 kematian. Dalam kurun waktu 1 tahun telah terjadi peningkatan kasus DBD yang begitu signifikan. Maka untuk antisipasi melonjaknya kasus DBD di tahun 2020 ini, perlu mengambil langkah-langkah sebagai kewaspadaan dini terhadap kejadian luar biasa DBD.
Upaya PSN-3M Plus yang meliputi kegiatan menguras, menutup tempat penampungan air dan mendaur-ulang kembali barang-barang bekas serta ditambah menaburkan larvasida pembasmi jentik, memelihara ikan pemakan jentik, mengganti air dalam pot/vas bunga dan lain-lain, terangnya.
Lebih lanjut Liliek menambahkan gerakan PSN dengan metode 3M Plus sangat memerlukan partisipasi luas. Pasalnya, tempat-tempat yang berpotensi untuk menjadi habitat perkembangbiakan nyamuk penular DBD (Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus) berada di lingkungan masyarakat, tambahnya.(Wap)

Tags: