Mulai Pagari Pemain Pra PON Jatim

Surabaya, Bhirawa
Keberhasilan tim Pra PON Jatim menahan imbang Timnas U19 1-1 pada laga uji coba bulan lalu, membuat beberapa klub profesional berminat untuk meminang pemain yang dipersiapkan untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jabar 2016 itu. Untuk menjaga agar pemain tidak pindah Pelatih Hanafing mengusulkan ke KONI agar memagari pemain dengan cara mengikat kontrak.
Menurut Hanafing, sebenarnya ia tidak keberatan jika pemainnya  bergabung dengan sebuah klub untuk mengikuti kompetisi. Namun ia berharap klub yang merekrut pemainnya itu amatir, sehingga para pemainnya bisa mengikuti kompetisi kelas amatir.
“Kalau bergabung dengan klub amatir dan mengikuti kompetisi amatir, masih bisa membela Jatim di PON nanti. Tapi kalau sudah bergabung dengan klub profesional, sangat sulit main di PON, karena prosesnya panjang,” kata Hanafing.
Itulah mengapa ia berharap, KONI Jatim segera memagari para pemain Pra PON agar tidak pindah ke klub profesional yang menawarkan nilai kontrak yang cukup tinggi. “Saya sudah menyampaikan ke KONI beberapa klub profesional yang berminat merekrut pemain Pra PON Jatim,” katanya.
Sementara itu, program latihan yang dilakukan oleh pelatih tim sepak bola Jatim proyeksi pra-Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat (Jabar) 2016, Hanafing mulai membuahkan hasil. Terbukti VO2 Max para pemain cenderung mengalami kenaikan dan saat ini tim pelatih terus menjaga performa anak asuhnya.
Selama dua pekan, tim jerbasuki mawabeaya itu digembleng latihan fisik di Stadion Gelora Bangkalan (SGB) Madura. “Sekarang VO2 Maxnya sudah mendekati standar. Semua pemain sudah di atas angka 50. Bahkan ada yang sampai 55 dan 56,” kata Hanafing, saat ditemui di Surabaya, Kamis (3/4).
Mantan wing back Niac Mitra itu mengaku puas dengan kondisi timnya, sebab sebelum dilakukan penggemblengan fisik, rata-rata nilai VO2 Max pasukannya di bawah angka 50. “VO2 Max mereka meningkat karena para pemain juga bisa menjaga diri, terutama disiplin. Sebab jika latihan fisik tapi tidak bisa menjaga diri juga percuma,” katanya.
Tak hanya pemain yang menjalani pemusatan latihan di Bangkalan saja yang mengalami kenaikan nilai VO2 Max. Pemain-pemain pra-PON Jatim yang memperkuat Tim Nasional (Timnas) juga mengalami hal serupa.
Zainuri misalnya. Bek jangkung yang saat ini memperkuat Timnas U-23 tersebut berhasil mencapai angka 57. Sedangkan striker Ridho Nur Cahyo sukses menyentuh angka 54. “Padahal sebelum ke Timnas, nilai VO2 Max kedua pemain ini hanya 48,” tutup Hanafing. [wwn]

Rate this article!
Tags: