Marry Ann dari Taiwan asyik menikmati lomba ‘nyunggi tampah’ bertanding dengan siswa SMAM1TA Sidoarjo.
Langkah SMAMITA Tumbuhkan Wawasan Global Peserta Didik
Sidoarjo, Bhirawa
Istilah rintisan sekolah berstandar internasional telah lama dihapuskan. Namun, upaya untuk menumbuhkan wawasan global bagi peserta didik tak benar-benar hilang. Sebaliknya, semangat itu justru menguat di SMA Muhammadiyah 1 Taman, Sidoarjo.
Rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Kemerdekaan RI di SMAMITA tampak berbeda, Rabu (16/8). Hari itu berkesan karena tidak hanya dirayakan oleh anak-anak Indonesia. Sejumlah mahasiswa dari berbagai belahan dunia ikut bergembira saat itu. Tak terkecuali mahasiswa dari negara yang pernah menjajah Indonesia selama 3,5 abad, Belanda.
“Kita berlomba, seru sekali. Seperti nyunggi tampah, memasukkan pensil dalam botol. Mereka pun akhirnya ikut menikmati kemeriahan peringatan HUT RI,” tutur Waka Kesiswaan Nurul Musdzolifah.
Jauh dari luar negeri, berlomba lalu menang tentu bukanlah tujuan utamanya. Yang terpenting dari perjumpaan itu ialah membangun maindset peserta didik terhadap dunia internasional. Musdzolifah mengaku, setidaknya siswa dapat terbiasa berinteraksi dengan mahasiswa asing dan berbincang menggunakan bahasa internasional.
Musdzolifah merinci, selain dari Belanda, sejumlah mahasiswa juga datang dari Republik Ceko, Rumania, Taiwan, Aljazair, Kanada, Vietnam, Tiongkok, Polandia, Mesir dan Korea. “Wawasan internasional itu bisa kita bagi dengan saling mengenalkan seni budaya tradisional masing-masing. Tak terkecuali tentang perkembangan teknologi yang tumbuh cepat di luar negeri,” kata dia.
Kepala SMAMITA Sidoarjo Zainal Arif Fakhrudi mengakui, pihaknya mulai rajin melakukan penjajakan kerjasama internasional. Baik untuk melakukan pertukaran pelajar atau pengembangan kurikulum pendidikan. “Paling tidak sekarang kita mulai kenalkan dulu. Bulan depan, bahkan akan ada mahasiswa dari Inggris akan mengajar di sini selama satu bulan,” tutur Arif.
