Mulai Serang PNS, Ketua DPRD Ikut Jadi Korban

Ketua DPRD Kota Batu Cahyo Edi Purnomo mendapatkan kunjungan dari para pejabat saat dirawat di RS Baptis akibat menderita penyakit demam berdarah, Selasa (3/2).

Ketua DPRD Kota Batu Cahyo Edi Purnomo mendapatkan kunjungan dari para pejabat saat dirawat di RS Baptis akibat menderita penyakit demam berdarah, Selasa (3/2).

Kota Batu, Bhirawa
Ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Batu tak mengenal golongan maupun status korbannya. Dalam satu bulan lalu (Januari, red), sedikitnya 20 penderita DBD dibawa dan dirawat ke Rumah Sakit Baptis.
Di awal bulan ini, penyakit mematikan yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegepty  ini mulai menyerang para PNS Pemkot Batu, bahkan Ketua DPRD Kota Batu ikut menjadi korban.
Saat ini, ketua DPRD Kota Batu Cahyo Edi Purnomo tengah berbaring dan dirawat di Rumah Sakit Baptis di daerah setempat. Oleh petugas medis, Cahyo didiagnosa terserang DBD dan typhus. Di lingkungan Pemkot Batu, seorang PNS bernama Nanang dari Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) juga terkena DBD.
“Pak Cahyo mengaku tubuhnya mulai panas dan kemudian dibawa ke rumah sakit pada hari Jumat (30/1) lalu. Dari gejala yang ada, didiagnosa Pak Cahyo diduga terkena penyakit demam berdarah dan typhus. Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan, ternyata keduanya positif,”ujar dokter spesialis penyakit dalam di RS Baptis dr Aris Munandar Sp PD, Selasa (3/1).
Dalam cacatan RS Baptis, selama Januari lalu ada sekitar 20 pasien DBD yang dirawat di sana. Dan dalam bulan ini sudah lebih dari 10 penderita DBD yang menjalani perawatan medis. Dari pasien tersebut, semuanya berhasil sembuh berkat penanganan cepat rumah sakit. “Namun ketika pasien DBD diperbolehkan pulang, ada pasien DBD baru yang datang dan harus dirawat di sini (RS Baptis, red),”tambah Aris.
Untuk penyakit DBD ini, katanya, memang harus dilakukan penanganan secara cepat. Karena jika penanganan terlambat, bisa menyebabkan kematian akibat pasien kekurangan trombosit. Untuk itu, pihak RS Baptis telah menyediakan sistem NS1 untuk mendeteksi cepat demam berdarah.
“Jika dengan menggunakan cara lama, kita baru bisa memastikan pasien menderita demam berdarah pada hari kelima pasien mengalami panas tubuh. Namun dengan sistem NS1 ini, penyakit DBD sudah bisa terdeteksi pada hari pertama pasien mengalami panas,”jelas Aris.
Sementara, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu bersama elemen masyarakat berusaha untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah di tengah masyarakat. Karena sekarang ini masih dalam situasi musim penghujan. Genangan air di sekitar rumah memungkinkan menjadi sarang nyamuk DBD.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Batu dr Sri Raharti menyatakan, bulan kemarin jumlah penderita DBD yang tercatat di dinas sebanyak 10 orang. Jumlah itu turun dibandingkan pada 2014 di bulan yang sama. “Januari 2014 jumlah penderita DBD di Kota Batu sebanyak 15 orang. Sekarang turun jadi 10 orang. Tapi kami tetap waspada. Karena masih dalam musim penghujan. Ancaman terhadap penyebaran penyakit DBD masih tinggi,” ungkap Sri Raharti.
Untuk melakukan tindakan pencegahan, Dinkes Kota Batu dibantu kader kesehatan desa dan juru pengamat jentik. Mereka berkeliling ke rumah-rumah penduduk untuk melakukan pemantauan. Tapi ada pula warga Kota Batu yang terserang DBD awalnya digigit nyamuk DBD di luar kota atau di tempat pekerjaannya. [nas]

Tags: