Mulut Pasien Ternyata Mampu Deteksi HIV

dokter gigiSurabaya, Bhirawa
Berkembangnya dunia kedokteran membuat pendektesian penyakit semakin mudah. Saat ini dokter gigi dapat mendeteksi pasien HIV hanya dengan melihat kesehatan mulut pasiennya.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan,Dinkes Surabaya  dr. Sri Setyani mengatakan, infeksi jamur di dalam rongga mulut yang sering merupakan pertanda dari infeksi HIV adalah infeksi jamur candidiasis, karena sering diketemukan sebagai bagian dari flora mulut pada orang pengidap HIV.
Infeksi jamur ini menimbulkan rasa sakit dan  tidak nyaman, halitosis (bau mulut), sehingga membutuhkan perawatan tertentu. ”Jamur ini dapat bertidak sebagai fokus infeksi bagi kolonii  jamur di tempat lain seperti lambung dan saluran pernafasan. Sariawan di sudut bibir atau cheilitis angularis  sering menyertai infeksi jamur ini,” ucapnya.
Menurutnya, infeksi lain yang muncul menyertai penderita HIV  yaitu disebabkan oleh berbagi virus yaitu virus dari keluarga herpes (simpleks, zoster) . hal lain juga sering terilihat plak putih  di mukosa lidah, mukosa bukal, orofaring dan dasar mulut (hairy leukoplakia). Infeksi bakteri di dalam rongga mulut  juga memberi pertanda HIV, yaitu lesi pada gusi dan periodontal yang tidak lazim dengan frekuensi yang besar.
”Dengan gejala klinis seperti gingivitis berupa lesi ulkus nekrosis, rasa tidak nyaman dan nyeri, akan memperparah keadaan infeksi ini.
Menurutnya, keganasan lain dalam rongga mulut adalah karena penderita HIV biasanya  terjadi gangguan kekebalan, sehingga sering ditemukan keganasan yaitu sarkoma kaposi (KS). Bagian tubuh yang sering terkena adalah kulit dan mukosa mulut.Tanda lain di mulut adalah adanya stomatis apthosa (sariawan) yang kambuh dan berulang-ulang. Parahnya serangan terlihat sebagai lesi yang banyak dan besar dan bertahan dalam jangka waktu yang lama dan menimbulkan rasa sakit.
Selain itu penderita HIV juga sering mengeluh mulut kering, karen berkurangnya saliva, hal ini kemungkinan terjadi inflamasi kalenjer saliva. penagggulangganya adalah dengan sering kumur, perangsang kalenjer ludah, dan permen karet tanpa gula. Masih banyak lesi lain didalam ronga mulut yang menyertai penyakit HIV yang penyebabnya tidak jelas. karena tes laboratorium dan biopsi tidak menunjukan klasifikasinya, sehingga perawatan hanya bersifat paliatif, coba-coba dan secara empiris.
Kedepan diharapkan, dokter gigi di Surabaya dituntut untuk bisa mendeteksi HIV/AIDS dengan pemeriksaan gigi dan mulut. Dokter gigi dapat melihat keadaan kesehatan. Menurutnya banyak ODHA terdapat kelainan di rongga mulut berkisar 30-80 persen. [dna]

Tags: