Munculnya Cagub Birokrat Dinilai Tak Mampu Bersaing

Pilgub JatimPemprov, Bhirawa
Munculnya nama-nama bakal calon gubernur ataupun wakil gubernur (Bacagub/Bacawagub) Jatim dari kalangan birokrat atau PNS, menambah warna Pilgub Jatim 2018.  Namun para bacagub dari birokrat ini masih dianggap sebelah mata karena dinilai belum mampu bersaing dengan calon dari partai politik.
Pengamat Komunikasi Politik Unair Suko Widodo menilai bacagub dari kalangan birokrat mempunyai banyak kekurangan di banding calon dari partai politik. Satu alasan yang paling utama adalah tidak adanya kemampuan dan pengalaman pengelolaan massa yang baik.
“Jika ingin menjadi calon gubernur atau calon kepala daerah, syarat pertama yang harus dimiliki adalah pengelolaan massa. Sebab itu faktor yang utama. Meski sang calon memiliki popularitas yang tinggi, tapi jika tidak bisa melakukan pengelolaan massa yang baik, percuma. Massanya bisa diambil oleh lawan,” kata Suko Widodo, Kamis (21/4).
Seperti yang diketahui, dalam bursa bacagub Jatim muncul beberapa nama dari kalangan birokrat Jatim. Mereka adalah Hadi Prasetyo yang sehari-hari bertugas sebagai Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, dan Kepala Dinas Pendidikan Jatim Saiful Rahman.
Kedua pejabat eselon II tersebut disebut-sebut pantas menjadi bacagub Jatim karena kesuksesannya di bidang masing-masing. Bahkan, Hadi Prasetyo yang tahun ini sudah memasuki usian pensiun telah aktif di media sosial untuk memikat hati masyarakat. Sedangkan Saiful Rahman mengaku masih belum ada niat maju cagub Jatim, meski sudah ada Partai NasDem yang tertarik untuk mengusungnya.
“Mereka (bacagub dari birokrat, red) memang mempunyai kelebihan pengalaman yang matang di bidang birokrasi. Ibaratnya, mereka adalah para menteri yang tidak memiliki basis massa yang nyata. Mereka juga tidak memiliki pengalaman memimpin wilayah,” ungkapnya.
Suko mencontohkan, di era sekarang ini semua pejabat pemprov yang maju dalam pilkada kabupaten/kota semua gagal. Mulai mantan Kepala Bakorwil Bojonegoro Setiadjit yang maju dalam Pilkada Tuban gagal dan mantan Kepala Bappeda Zainal Abidin yang maju Pilkada Sumenep gagal.
“Tidak itu saja, Suci Purnomo mantan Kepala Bidang Pengembangan Prasarana dan Wilayah Bappeda Provinsi Jatim dan Andromeda Sekretaris Dinas Sosial Jatim juga gagal. Suci maju dalam Pilkada Nganjuk dan Andromeda mencalonkan diri dalam Pilkada Bojonegoro. Semua gagal. Ini perlu menjadi perhatian para calon dari birokrat,” ungkapnya.
Sementara untuk pejabat yang dulunya pernah menjadi kepala daerah dan kini menjadi pejabat di lingkungan Pemprov Jatim, Suko Widodo menyebut mereka masih punya peluang. Sebab mereka sudah punya pengalaman memimpin wilayah dan mempunyai basis massa di daerahnya.
Di pemprov, saat ini ada dua pejabat eselon II yang dulu pernah menjadi kepala daerah. Mereka yaitu Kepala Dinas Kesehatan Harsono yang dulu menjabat Bupati Ngawi, dan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Heru Tjahjono yang dulu menjadi Bupati Tulungagung.
“Kalau Pak Heru atau Pak Harsono masih ada kemampuan dan berpeluang. Sebab pastinya mereka sudah ada kedekatan dengan partai politik karena sebelumnya menjabat bupati juga berkat dukungan partai politik. Tapi yang birokrat murni, mereka tidak punya kedekatan dengan partai politik. Tentu hal ini perlu menjadi catatan tersendiri,” tandasnya. [iib]

Tags: