Musda III HIMAM : Santri Nyatakan Perang Hoax dan Ketimpangan Sosial

Alumni Pondok Pesantren Mambaus Sholihin menyatakan diri perang kepasa hoax dan soroti ketimpangan sosial ekonomi.(Alimun Hakim/Bhirawa).

Lamongan,bhirawa 
Seiring dengan semakin merajalelanya berita Hoax di era milenial ini ,membuat kaum santri dan santriwati dari alumni Pondok Pesantren Mambaus Sholihin yang tergabung dalam HIMAM Kabupaten Lamongan menyatakan diri sebagai barisan terdepan dalam mengawal keutuhan NKRI.
Hal itu diwujudkan dengan amalan nyata dengan tetap merawat ajaran Ahlussunnah wal jama’ah.
Bahkan,Ratusan alumni pondok pesantren Mambaus Sholihin tersebut menuangkan gagasan pemikiranya melui Musyawarah Daerah yang ke III di Lamongan dengan mengusung tema, “Berkhidmah Pada Kyai, Mengabdi Pada Negeri”.
Ketua HIMAM Lamongan Khoirul kepada bhirawa,Senin(2/4) mengatakan,Pada Musda ke-III ini selain melakukan reformasi pengurus, HIMAM Lamongan juga membahas tentang maraknya berita hoax yang berpotensi merongrong Islam moderat dimana secara mayoritas dianut oleh umat Islam Indonesia”Kata Khoirul.
Menurutnya,Gerakan hoax di sosmed berpotensi memicu konflik horizontal dan mengancam keutuhan NKRI.
“Lewat Musda III ini kami para alumni santri menjadi garda terdepan untuk melawan hoax dengan cara mengaplikasikanya dengan tindakan ,seperti membuat kajian rutin kitab – kitab yang di ajarkan di Pondok pesantren melalui jam’iyah ini”Tuturnya.
Bukan hanya itu saja, masih kata Choirul,Para alumni Pondok pesantren Mambaus Sholihin juga masih turut serta menjadi bagian dari terbitnya majalah – majalah yang rutin dan beredar dengan konten yang tak lepas dari ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah.
“Untuk mencounter berita hoax,Alhamdulilah kita sudah memilki majalah Al – Fikrah yang merupakan majalah resmi Ponpes Mambaus Sholihin.Selain dengan menggelar pengajian rutin,Melalui karya tulis di majalah ini menjadi wujud nyata kita dalam mememrangi hoax”Terangnya.
Tak hanya itu,Choirul menjelaskan,Dalam Musda-nya para santri juga menyoroti ketimpangan sosial-ekonomi serta akses industrialisasi yang mulai marak di Kabupaten Lamongan.
Jika tak diantisipasi akan merusak rasa keadilan dan rasa kemanusiaan.Misalnya ketika masyarakat tak merasakan manfaat industrialisasi dan hanya menjadi korban. Serta kemungkinan rusak sendi bermasyarakat, etika dan akhlak akibat industrialisasi yang massif dan tak terkendali.
“Kita benar-benar concern pada isu-isu kemanusiaan, keadilan yang merupakan ajaran agama Islam. Termasuk menegakkan Islam moderat yang merupakan watak asli Islam” Jelas Khoirul Anwar.
Sementara itu, Ustadz Maftuh, Pria asli Tikung Lamongan yang merupakan ketua Pengurus  HIMAM Pusat menegaskan, “HIMAM Lamongan ini sangat potensial, kita mempunyai tak kurang 14 Pengurus Anak Daerah di 20 kecamatan di Lamongan. Ada beberapa kecamatan yang kita regrouping, demi efisiensi kegiatan. Tak kurang sekitar 5 ribu lebih dari berbagai profesi dan angkatan. Ini harusnya menjadi modal sosial yang kuat untuk HIMAM melakukan perubahan di tengah-tengah masyarakat”Tegas Ustadz Maftuh.
Seperti diketahui dalam hasil musdanya HIMAM juga berusaha melakukan pelatihan-pelatihan kreatif, serta berusaha menyebarkan Islam moderat nan santun ala santri bekerjasama dengan beberapa pihak. Misalnya menyediakan khatib-khatib dan dai handal. Musda ini juga dihadiri oleh KH. Zainul Huda putra dari KH. Masbuhin Faqih pengasuh pondok pesantren Mambaus Sholihin. [mb9]

Tags: