Museum Mpu Tantular Amankan Naskah Kuno Secara Digitalisasi

Kepala UPT Museum Mpu Tantular mengantar tamunya melihat naskah kuno yang sempat dipamerkan. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Salah satu upaya bentuk perlindungan dan pelestarian koleksi naskah kuno agar tidak rusak, serta untuk memudahkan media publikasi. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim melalui UPT Museum Negeri Mpu Tantular Jatim di Sidoarjo telah mengamankan 28 naskah kuno secara digitalisasi.
Menurut Kepala UPT Museum Negeri Mpu Tantular Jatim, Drs Edi Irianto, intinya supaya naskah kuno yang asli tidak rusak tersentuh tangan. Karena sering dipergunakan untuk para peneliti. Utamanya para mahasiswa jurusan bahasa dan satra, supaya tak langsung menyentuh koleksi aslinya. Selain itu juga untuk memudahkan pencariannya dan publikasi.
Edi menjelaskan, naskah – naskah lama nusantara itu ditulis bukan dengan huruf Latin. Naskah – naskah kuno di wilayah Jawa ditulis dengan huruf Jawa atau Arab Pegon. Kedua jenis huruf ini sebagai wahana ekspresi berbagai aspek kebudayaan Jawa pada masa lalu itu, dewasa ini dirasa menjadi hambatan dalam rangka pemahaman dan juga penyebarannya.
“Untuk mengatasi hambatan seperti itu, tidak ada jalan lain selain pengadaan kegiatan pengalihaksaraan naskah – naskah itu menjadi digital,” jelas Edi, Rabu (13/1) kemarin.
Setelah naskah – naskah kuno itu dialih bahasakan, selanjut dilakukan perekaman secara komputerisasi atau digitalisasi. Misalnya, Naskah Serat Mursada, ditulis dengan huruf Jawa Baru dan berbahasa Jawa Baru, terdiri dari 71 halaman, dengan metrum tembang macapat. Panjang naskah 18 cm, lebar 15,5 cm, dan tebal 2 cm. Kondisi naskah rusak dan tanpa sampul. Naskah ini berasal dari Bapak Mudawa, Desa Kalumpangdani Kabupaten Banyuwangi (Sayangnya, nama desa itu tidak terdapat dalam daftar desa – desa di Kabupaten Banyuwangi saat ini).
“Naskah itu diterima Museum Mpu Tantular pada Agustus 1994. Secara fisik naskah Serat Mursada koleksi Museum Mpu Tantular ini menggunakan lima jenis metrum tembang macapat, yaitu Kasmaran (Asmaradana), Pangkur, Sinom, Durma dan Dhandhanggula (Artate),” tandas Edi.
Sementara itu itu, Kasi Preparasi dan Bimbingan Edukasi Museum Negeri Mpu Tantular Jatim, Sadari menambahkan, naskah kuno dari koleksi museum yang sudah dialihbahasakan serta didigitalisasi sebanyak 28 naskah. Diantaranya Kitab Fiqih (07.72 M), Cerita Nabi (07.44 M), Babad Demak (07.33 M), Fr Babad Cina (07.35 M), Serat Menak (07.46 M), Hikayat Nabi (07.93 M), masih banyak lagi. ”Naskah itu program Digitalisasi tahun 2019. Sementara untuk tahun 2020 kemarin di Museum Mpu Tantular tidak ada program Digitalisasi,” tambah Sadari. [ach]

Tags: