Musim 2020, Pabrik Gula Olean Situbondo Resmi Tak Giling Tebu

Suasana Pabrik Gula Olean Situbondo tampak sepi paska terbitnya kebijakan tidak giling tebu pada musim tahun 2020 ini. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Khusus tahun 2020 ini Pabrik Gula (PG) Olean Kabupaten Situbondo memastikan diri tidak giling tebu. Ada sejumlah alasan dengan kebijakan terbaru ini, satu diantaranya karena stock tebu yang ada di wilayah PG Olean minim.
Alasan kedua, stock tebu yang ada selanjutnya akan dikirim ke PG Panji demi kelangsungan musim giling tebu di PG Panji dan PG Asembagus. Pihak manajemen PG Olean hanya memastikan giling tebu kembali pada tahun 2021 mendatang.
Asisten Manager Tehnik PG Olean H Buhari membenarkan jika musim giling tebu tahun 2020 ini tidak ada karena beberapa alasan tertentu. Diantaranya, sebut H Buhari, banyak tebu petani dijual kepada pihak ketiga (pembeli dari luar Situbondo). Selain itu, kata H Buhari, tebu yang masih ada selanjutnya dikirim untuk memenuhi kebutuhan giling PG Panji dan PG Asembagus. “Kami bersama teman teman PG Olean, mulai saat ini membentuk tim pencari lahan. Ini bertujuan agar pada tahun 2021 suplai tebu untuk giling bisa mencukupi,” tegas H Buhari.
Masih kata H Buhari, tim pencari lahan tanaman tebu rata rata didominasi oleh karyawan PG Olean sendiri. Misalnya, sebut H Buhari, berasal dari para mandor PG Olean dan elemen penting yang lain. Mereka, lanjutnya, diberi tugas untuk merayu petani agar lahan sawahnya disewakan kepada PG Olean. Bagi petani yang lahan sawahnya tidak mau disewakan, aku H Buhari, akan di buat surat perjanjian sehingga saat giling tahun 2021 mendatang, PG Olean memiliki stock tebu yang cukup. “Kami tahun depan minimal harus memliki stock tebu 150 ribu ton, sehingga PG Olean itu layak giling mandiri,” terang H Buhari.
Masih kata H Buhari, dengan jumlah stock tebu sebesar itu, ia sangat yakin stock untuk bahan giling tebu mencukupi. Agar rencana itu tepat sasaran, lanjut H Buhari, pihaknya bersama koleganya mulai saat ini melakukan penataan secara dini. Alhamdulillah, papar H Buhari, gagasan dan upaya tersebut mendapatkan respon yang positif dari pihak manajemen dan GM PG Panji sebagai pimpinan baru PG Olean. “Dari karyawan yang masuk tim pencari lahan tadi, tiga orang diantaranya sudah dimasukkan dalam tim produktifitas PG Olean,” jelas H Buhari.
Jika tugas tim pencari lahan dan tim produktif selesai, kupas H Buhari, langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah menuntasan tahapan sewa lahan. Lebih jauh H Buhari memastikan, jika PG Panji bahan bakunya tidak tercukupi maka akan mengalami kerugian sekitar Rp 15 miliar. Oleh karena itu, ujar H Buhari, PG Olean berkorban demi kelangsungan giling tebu di PG Panji sehingga bisa meraup untung. “Kita ini kan masuk dalam cluster timur. Artinya menjadi satu kesatuan antara PG Olean bersama PG Panji. Makanya tebu yang ada di wilayah PG Olean kami kirim ke PG Panji,” tutur H Buhari seraya mengakui saat ini tim pencari lahan sudah mendapatkan 50 hektar sawah untuk ditanami tebu.
Terkait nasib para pekerja DMG (Ditengah Musim Giling), PG Olean sudah melakukan kesepakatan bahwa tahun 2020 ini tidak giling tebu. Kebijakan itu, sambung H Buhari, sudah diketahui dan dipahami oleh para pekerja DMG PG Olean. Sebenarnya, aku H Buhari, PG Olean sangat memikirkan keberadaan pekerja DMG, termasuk diantaranya memikirkan nasib penjual makanan yang ada dilingkungan PG Olean. “Kalau pabrik gula Olean ini tutup mereka kan tidak bisa lagi berjualan. Makanya kedepan kami menata lagi agar PG Olen kembali giling tebu. Sehingga sama sama mendapatkan untung,” pungkas H Buhari. [awi]

Tags: