Musim Angin Barat, Harga Ikan Naik Hingga 80 Persen

salah-satu-pedagang-ikan-disekitaran-pantai-Lekok.

salah-satu-pedagang-ikan-disekitaran-pantai-Lekok.

Pasuruan, Bhirawa
Dalam sepekan terakhir ini, ikan laut di pasaran menjadi langka. Jika ada, harganya pun melambung tinggi. Langkahnya ikan laut itu dikarenakan banyak nelayan yang tidak melaut selama musim angin barat. Salah satu pedagang ikan di area pantai Lekok, Desa Jatirejo, Kecamatan Lekok, Mariyam mengatakan musim angin barat membuat sebagian nelayan belum berani melaut lantaran beresiko. Sehingga hasil tangkapan menurun, harga berbagai jenis ikan laut langsung naik. Ditambahkan lagi, selama Ramadan permintaan ikan laut tetap tinggi.
“Sepekan ini stok ikan laut dipasaran sangatlah terbatas. Sedangkan konsumsi ikan meningkat hingga 100 persen, mengingat saat ini bertepatan dengan puasa Ramadan. Otomatis harga berbagai jenis ikan laut di pasaran naik,” kata Mariyam, kemarin sore ditemui di lokasi.
Sejumlah jenis ikan mengalami kenaikan harga, yakni ikan tongkol naik dari sebelumnya Rp17 ribu/kg naik menjadi Rp23 ribu/kg, ikan dorang dari Rp26 ribu/kg naik menjadi Rp36 ribu/kg, ikan layur yang sebelumnya hanya Rp14 ribu/kg saat ini melonjak naik menajdi Rp25 ribu/kg, udang besar sebelumnya Rp24 ribu/kg naik menjadi Rp35 ribu/kg, ikan pindang dari Rp23 ribu/kg menjadi Rp32 ribu/kg. “Naik bervariasi hingga mencapai 60-80 persen. Kenaikan ini akan terus berjalan mengingat berkurangnya pasokan ikan laut,” jelas Mariyam.
Salah satu nelayan dari Desa Jatirejo, Fuadi mengakui bahwa gelombang laut tinggi yang mencapai tiga hingga empat meter merupakan pengaruh dari angin barat. Akibatnya, harga ikan naik. “Saat ini perairan Madura dan sekitarnya masih membahayakan sebab dipengaruhi angin barat. Belum lagi, biasanya kalau musim seperti ini ribuan ikan pada bersembunyi dibawa karang, sehingga susat ditangkap. Makanya jika musim angin barat ini saya memilih tak melaut,” tandas Fuadi.
Lain halnya dengan Shobirin. Nelayan asli Jatirejo, Lekok ini lebih memilih berangkat melaut karena terdesak dengan kebutuhan hidup yang tinggi. Apalagi musim Ramadan dan Lebaran sudah di depan mata. “Kalau tidak melaut siapa yang membiayai anak istri kami. Pokoknya di musim angin barat ini hanya berhati-hati jika melaut. Kami akui, musim seperti ini hasil tangkapan ikan pun juga menurun. Pokoknya niat berangkat kerja buat anak istri untuk memenuhi kebutuhan puasa hingga lebaran nanti,” papar Shobirin. [hil]

Tags: