Musim Hujan, Pemkot Surabaya Ingatkan Lingkungan Pasar Tradisional Harus Bersih

Foto Ilustrasi

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya meminta kepada seluruh pasar tradisional di Kota Pahlawan untuk menjaga kebersihan saat musim hujan seperti sekarang ini. Sebab lingkungan pasar yang tidak bersih akan menimbulkan berbagai macam penyakit menular seperti flu burung, demam berdarah hingga leptospirosis.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Surabaya Mira Novia mengatakan, masih ada beberapa pasar tradisional di Surabaya yang becek saat musim hujan. Dengan kotornya lingkungan pasar itu, bisa menjadi sarang penyebaran penyakit menular. Baik yang disebabkan oleh hewan atau antar orang ke orang.
Hewan-hewan yang bisa menularkan penyakit di pasar tradisional adalah nyamuk, tikus, kecoa dan lalat. Untuk nyamuk bisa menyebabkan demam berdarah. Pasar tradisional yang becek dan banyak air tergenang akan menjadi sarang nyamuk. Begitu pula dengan air kencing tikus bisa menyebabkan leptospirosis yang sangat berbahaya bagi manusia. “Lalat juga begitu, bisa menyebabkan diare,” ujar Mira, Selasa (18/12).
Selain penyakit dari hewan, pasar tradisional yang kumuh juga bisa menjadi faktor mudahnya virus penyakit lainnya. Seperti tubercolosis atau TBC. “Saat ada penderita TBC, mereka bersin atau batuk virus akan mudah menyerang ke orang lain jika lingkungannya itu kotor dan lembab dan kurangnya sinar matahari,” jelasnya.
Penyakit TBC ini, lanjut Mira, tentu sangat berbahaya. Kriteria penyakit ini ada tiga macam, yakni TBC yang masih bisa disembuhkan atau kategori ringan, sedang hingga kronis. Untuk kronis, TBC tidak bisa disembuhkan. Jika virus TBC kronis ini yang menyebar di pasar tradisional, tentu sangat berbahaya.
Mengenai penularan penyakit flu burung di pasar tradisional, Mira mengatakan, di Surabaya sudah lama tidak pernah ditemukan penyakit ini. Meski begitu, langkah antisipasi harus dilakukan karena masyarakat tidak tahu unggas yang ada di Surabaya berasal dari daerah mana.
“Penularan penyakit yang berasal dari unggas belum terjadi di Surabaya selama kurang lebih empat tahun terakhir. Terakhir penyakit flu burung menyerang manusia dan unggas pada 2013-2014, tapi sejak itu sudah tidak ada sampai saat ini,” tuturnya. [iib]

Tags: