Musim Hujan, Tak Pengaruhi Produksi dan Kualitas Apel

Petani apel di Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan mulai panen apel, Selasa (7/3). Sedangkan puncak panen raya terjadi pada April nanti. [Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Petani apel di kawasan Tutur Kabupaten Pasuruan, Jatim kini bisa tersenyum lega, walaupun hujan terus mengguyur di daerah tersebut namun tidak berpengaruh terhadap hasil panen apel. Selain itu harga apel saat ini relatih tinggi yakni Rp 8 ribu per kilo gram.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Tutur, Heri Subhan menyampaikan biasanya hujan akan merusak bunga dan membuat produksi apel turun. Namun hujan kali ini berbeda, karena pertanian apel di Wilayah Tutur, Kabupaten Pasuruan masih tetap tumbuh subur dan bagus.
“Mungkin hujan kali ini membawa berkah. Meski curah hujan masih saja turun setiap harinya, tapi kualitas apel tetap baik. Bahkan, saat ini pertanian apel masih subur dan bagus,” ujar Heri Subhan, Selasa (7/3).
Menurutnya, di Kecamatan Tutur sendiri terdapat 40 persen hamparan pertanian apel. Dengan cuaca yang kondisinya masih hujan, saat ini per hektar lahan apel bisa memproduksi 10-15 ton apel dari sekitar 1.000 pohon.
“Produksi dan harga jual apel masih stabil. Per kilogramnya masih mencapai Rp 8.000. Harga per kilogramnya itu, berlaku jenis apel rome beauty maupun manalagi,” kata Heri Subhan.
Ia menjelaskan, apel dari Kecamatan Tutur mayoritas pangsa pasarnya masih tetap ke Jakarta. Termasuk juga sejumlah daerah lainnya di pulau Jawa dan Kalimantan.  “Apel di Tutur juga menembus pasar di berbagai daerah di Indonesia. Misalnya Surabaya, Malang, Batu, Semarang, Bandung, Jakarta, Bali, Kalimantan dan Sumatra,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu petani apel dari Desa Kayu Kebek, Kecamatan Turur, Indah Widyawati menyampaikan saat ini panen apel miliknya cukup menguntungkan. Harga rata-rata per kilogram mencapai Rp 8.000.
“Saat ini harganya termasuk normal. Jika produksinya langkah, harga apel per kilogramnya bisa mencapai Rp 15.000,” tandas Indah Widyawati yang juga pemilik kebun apel.
Dalam setahun, buah apel yang tumbuh segar di kawasan Tutur, Kabupaten Pasuruan bisa dipanen hanya dua kali saja. Panca dipanen, lanjut Indah, apel langsung dibeli para tengkulak. Selanjutnya di distribusikan ke sejumlah daerah di Pulau Jawa hingga daerah lainnya.
“Mayoritas petani apel disini itu langsung menjual apelnya pasca panen. Memang, untuk produksi olahan apel sebenarnya ada, tapi sangat kecil jumlahnya. Sehingga, kami bersama petaninya langsung saja menjualnya,” paparnya. [hil]

Tags: