Musim Kemarau, Distan Jatim Waspadai OPT

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Pada musim kemarau saat ini, serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang patut diwaspadai yaitu tikus. Untuk itu, Dinas Pertanian (Distan) Jatim mengimbau jika ada serangan awal OPT, langsung dilakukan penanganan agar tidak menyebar lebih jauh.
Kepala Dinas Pertanian Jatim, Dr Ir  H Wibowo Eko Putro MMA melalui Kabid Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan, Ir Achmad Nurfalakhi MP mengatakan, Distan Jatim sudah melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota untuk penanganan OPT.
“Sampai saat ini, tidak terlalu banyak daerah yang terserang OPT. Namun, kewaspadaan harus terus dilakukan. Jika terjadi OPT di salah satu kawasan, maka harus segera dilakukan tindakan agar tidak menyebar kemana-mana,” katanya, Selasa (26/8).
Disisi lain, Distan Jatim juga mengakui kalau petani sudah memahami dan mengubah pola tanam. Sehingga saat ini, permasalahan petani mengenai kekurangan air tidak tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya, sebab petani sudah tidak lagi menanam padi.
“Saat ini, memang sudah masuk dalam musim kemarau kedua, sehingga kebanyakan petani sudah mengubah pola tanamnya tidak lagi padi melainkan palawija. Untuk padi saat ini jumlahnya kisaran 2500-3000 hektar,” katanya.
Sebelumnya, dijelaskannya, penanaman padi dilakukan pada luasan 2 juta hektar. Dari luasan itu, maka ada 1, 2 juta hektar dilakukan penanaman padi pada musim hujan. Selanjutnya, di musim kemarau ke satu musim tanam padi menyusut menjadi 650 ribu ha. Kini musim tanam ke dua berkurang lagi sekitar 250 ribu ha.
Berdasarkan prediksi BMKG, musim kemarau ke dua pada saat ini sudah termasuk kategori El Nino skala normal. “Tapi, juga telah diingatkan Jasa Tirta, kalau masih ada hujan sesaat skala kecil di beberapa daerah. Namun, siang panas sekali terjadi evaprotranspirasi (penguapan dari tanah dan tanaman, red) cukup besar. Maka petani bisa menanam tembakau atau palawija,” paparnya.
Ditambahkannya, Distan Jatim juga bekerjasama dengan Dinas PU Pengairan untuk bisa mengimbau para petani tidak menggunakan tanaman yang menggunakan banyak air. “Petani sudah banyak mengerti. Saat ini, juga tidak ada banyak puso,” ujarnya.
Sesuai ARAM BPS, produksi padi tahun 2014 sebanyak 12.101.007 ton, jagung 5,7 juta ton, dan kedelai 327 ribu ton. Sampai bulan Juni, pertanaman padi sudah mencapai 100,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. “Hal ini menandakan adanya peningkatan produksi padi mengalami kenaikan sekitar 60 ribu ton. Begitupula jagung dan kedelai juga alami kenaikan. Sebab fotosintesis tanaman juga bagus pada saat ini,” katanya. [rac]

Tags: