Musim Kemarau, Sumber Mata Air di Pegunungan Welirang Menyusut

Kondisi aliran air di air terjun Kakek Bodo di lereng Gunung Welirang Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan berkurang seiring kemarau panjang, Selasa (2/9). Biasanya  debit air mencapai 200-300 liter/detik sekarang menjadi 50- 75 liter/detik.

Kondisi aliran air di air terjun Kakek Bodo di lereng Gunung Welirang Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan berkurang seiring kemarau panjang, Selasa (2/9). Biasanya debit air mencapai 200-300 liter/detik sekarang menjadi 50- 75 liter/detik.

Pasuruan, Bhirawa
Debit air di wilayah pegunungan Welirang mulai berkurang di musim kemarau seiring jarangnya hujan selama beberapa bulan terakhir.  Imbas kondisi tersebut dapat dirasakan pada debit air di air terjun Kakek Bodo Kecamatan Prigen.  Bahkan  sebagian sumber air di wilayah Kakek Bodo  mengering.
Salah satu warga di sekitar Gunung Welirang, Agus Sujianto mengatakan penurunan debit air imbas musim kemarau seiring mulai jarangnya  guyuran hujan di kawasan itu.  “Air dari sumber mata air mulai berkurang akibat musim kemarau ini. Ada beberapa saja yang masih tetap mengalir dan itupun volumenya juga menurun jauh,” tandas Agus Sujianto, Selasa (2/9).
Pantauan di lokasi, air terjun Kakek Bodo memiliki ketinggian sekitar 70 meter. Air mengalir dari sejumlah sumber di kawasan Gunung Welirang menuju ke lokasi air terjun. Namun karena musim kemarau yang panjang, membuat beberapa sumber air mengering dan tinggal sebagian saja yang masih tetap mengalir.
“Di saat kondisi normal, debit air di air Terjun kakek Bodo bisa mencapai 200-300 liter/detik. Tapi pada saat kemarau panjang ini, diperkirakan hanya sebanyak 50-75 liter/detik,” jelasnya.
Tentu saja, musim kemarau ini juga berdampak pada kekeringan di wilayah Kabupaten Pasuruan. Sebanyak 8 kecamatan di Kabupaten Pasuruan terancam krisis air bersih. Sejauh ini pemerintah setempat baru menerima satu permohonan bantuan air bersih dari wilayahnya.
“Saat ini kami (BPBD Kabupaten Pasuruan) masih siaga darurat kekeringan. Proses pemetaan sudah kami lakukan dan hasilnya ada 8 kecamatan di 34 desa di wilayah Kabupaten Pasuruan rawan krisis air bersih. Menurut prediksi dari BMKG Jatim, musim kemarau panjang terjadi pada Agustus hingga September,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidya Sasongko.
Delapan kecamatan yang terancam krisis air bersih di antaranya Grati, Lekok, Lumbang, Kejayan, Pasrepan, Puspo, Gempol dan Winongan. Bagi warga yang mengalami kesulitan air bersih, pihak BPBD akan menyalurkan bantuan secara gratis berupa 1 hingga 2 tangki air bersih untuk disalurkan ke warga per kecamatan.
Sedangkan, permohonan bantuan bisa dilayangkan dahulu ke BPBD Kabupaten Pasuruan melalui desa atau kecamatan yang diteruskan ke BPBD. Jika kondisi darurat, desa bisa telepon langsung ke BPBD. “Dari delapan kecamatan itu, masih ada satu desa di Desa Watulumbung Kecamatan Lumbang yang meminta bantuan air bersih dan langsung kami salurkan kemarin,” imbuh Yudha Triwidya Sasongko. [hil]

Tags: