Musim Kemarau,Petani Diminta Beralih ke Palawija

PalawijaBojonegoro, Bhirawa
Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro, meminta para petani khususnya yang sawahnya berada sekitar irigasi waduk pacal untuk tidak memaksakan diri menanam padi saat musim kemarau yang diperkirakan bakal terjadi sekitar tiga bulan lagi.Sebaiknya, para petani yang memiliki lahan di daerah langganan kekeringan, beralih ketanaman jagung dan palawija.
Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro Edi Susanto mengatakan, melihat beberapa kondisi saat ini, meski masih turun hujan pihaknya memperkirakan akan memasuki musim kemarau. Sehingga, ia mengimbau para petani yang bisa menanam padi, sebaiknya beralih kepada tanaman jagung dan palawija. “Tentunya para petani kita imbau untuk menaman jenis tanaman yang kuat terhadap kondisi kemarau, seperti jagung dan palawija,” kata Edi Susanto, kepada Bhirawa, Minggu (10/7).
Sedangkan untuk daerah yang lahannya bukan langganan kekeringan. Saya imbau untuk melakukan percepatan musim tanam. Sehingga, kebutuhan air tanaman padi mereka bisa tetap terpenuhi dengan baik. “Untuk daerah langganan kekeringan, saya imbau jangan memaksakan diri menanam padi,” tegasnya.
Menurutnya saat ini kapasitas air di waduk pacal sendiri terbilang rendah, hanya mampu mengaliri 6.000 hektare saja, sawah. Padahal sebelumnya sebelum terjadi endapan lumpur belasan meter tersebut. Waduk ini bisa menjangkau 16.000 hektare. “Sampai wilayah Kanor juga bisa teraliri,” jelasnya.
Data di kantor Dinas Pengairan, Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.688 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno. Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air mencapai 42 juta meter kubik, namun sekarang daya tampungnya menurun drastis, disebabkan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, dan rusaknya bangunan pelimpas. [bas]

Tags: