Musim Panen Tak Merata, NTP Turun

Pemprov, Bhirawa
Nilai Tukar Petani (NTP) Jatim Februari 2014 turun 0,17 persen dari 104,84 menjadi 104,67. Penurunan NTP ini disebabkan naiknya indeks harga yang dibayar petani (Ib) lebih tinggi dari pada kenaikan indeks harga yang diterima petani (It).
“Turunnya NTP itu, indikasi menunjukan kesejahteraan para petani Jawa Timur turun. Selain itu, musim panen para petani di beberapa daerah di Jawa Timur belum merata,” Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim M Sairi Hasbullah di kantornya Jl Kendangsari Industri, Surabaya, Kamis (27/3).
Menurutnya, Februari 2014, dua sub sektor pertanian mengalami penurunan NTP sementara tiga sub sektor pertanian lainnya mengalami kenaikan. Penurunan NTP terbesar terjadi pada sub sektor hortikultura 0,64 persen dari 103,90 menjadi 103,24. Diikuti sub sektor tanaman pangan turun 0,35 persen dari 101,88 menjadi 101,53.
Sementara sub sektor perikanan naik 0,96 persen dari 105,48 menjadi 106,49 diikuti peternakan naik 0,16 persen dari 110,11 menjadi 110,28 dan tanaman perkebunan rakyat naik 0,09 persen dari 102,14 menjadi 102,23.
Indeks harga yang diterima petani naik 0,26 persen dari 115,16 pada Januari menjadi 115,46 pada Februari 2014. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani pada empat sub sektor pertanian dan sisanya mengalami penurunan.
Sub sektor perikanan naik 1,54 persen diikuti tanaman perkebunan rakyat naik 0,51 persen, peternakan naik 0,43 persen dan sub sektor tanaman pangan naik 0,18 persen. Sementara sub sektor hortikultura turun 0,16 persen.
Komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani pada Februari 2014 adalah ikan bandeng, tembakau, ikan nila, cabai rawit, sapi potong, rumput laut, ikan tongkol, tebu, ikan cakalang dan ikan layang.
Sedangkan komoditas yang turun indeks harga yang diterima petani adalah turunnya harga jeruk, kopi, apel, kayu nilam, kelapa, udang, bawang merah, ikan gurami, pisang, dan gabah.
Indeks harga yang dibayar petani naik 0,43 persen dari 109,84 pada Januari menjadi 110,31 pada Februari 2014. Kenaikan indeks ini disebabkan indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi perdesaan) naik 0,52 persen serta indeks biaya produksi dan pembentukan barang modal naik 0,30 persen.
Komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani pada Februari 2014 adalah cabai rawit, solar, benih ikan gurami, beras, ikan pindang tongkol, benih udang, ikan cakalang, bibit ayam ras pedaging, mie instan dan ikan tongkol.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan indeks harga yang dibayar petani adalah bawang merah, bekatul, daging ayam ras, tomat sayur, pelet, bibit ayam buras/kampung, bibit bawang merah, pupuk ZA, ayam ras petelur, dan ikan lemuru.
Dari lima provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada Februari 2014, tiga provinsi mengalami penurunan NTP dan dua provinsi lainnya mengalami kenaikan.
Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta 0,79 persen, diikuti Provinsi Jawa Tengah 0,78 persen, dan Provinsi Jawa Timur 0,17 persen. Sementara Provinsi Jawa Barat naik 0,30 persen dan Provinsi Banten naik 0,25 persen. [rac]

NTP Jatim Februari 2014
–  Hortikultura turun 0,64 persen dari 103,90 menjadi 103,24
–  Tanaman pangan turun 0,35 persen dari 101,88 menjadi 101,53
–  Perikanan naik 0,96 persen dari 105,48 menjadi 106,49
–  Peternakan naik 0,16 persen dari 110,11 menjadi 110,28
–  Tanaman perkebunan rakyat naik 0,09 persen dari 102,14 menjadi 102,23.

Rate this article!
Tags: