Musim Penghujan, Dinas Peternakan Jatim Waspadai AI

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Serangan flu burung atau avian influenza (AI) ternyata masih harus diwaspadai peternak, utama pada musim penghujan seperti Januari, Februari, dan Maret. Tahun lalu,kasus flu burung di Jatim jumlahnya masih masuk kategori kecil dari tahun-tahun sebelumnya.
“Biasanya flu burung itu pada kondisi panas, akan mati. Sedangkan pada kondisi musim penghujan, gampang untuk hidup. Prediksi tahun ini peternak harus lebih waspada pada virus flu burung ini,” kata Kepala Dinas Peternakan Jatim, Ir Rohayati MM melalui Kasi Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Hewan Dinas Peternakan Provinsi Jatim Drh. Iswahyudi MP, Senin (9/1).
Dijelaskannya program Indonesia terbebas dari flu burung pada 2020 masih terus berjalan. Untuk harus ada tanggung jawab dari Pemda maupun Pemprov dalam mendukung program tersebut. “Vaksin yang tidak tersedia begitu banyak dan harus ada perhatian lebih agar kasus flu burung tidak merebak lagi,” katanya.
Disnak Jatim juga terus fokus pada surveilance kasus yang ada di Pulau Madura.  Sebab, selama dua tahun terakhir di Madura tidak ada kasus timbulnya AI.”Kami ingin membuktikan secara epidemologi di Madura tidak ada kasus AI. Jika tahun 2016 tidak ada kasus, dan tahun 2017 ke depan juga tidak akan ada kasus, maka kami akan ajukan ke Kementan untuk sertifikat bebas flu burung di   Madura,” paparnya.
Dilanjutkan Iswahyudi, di Jatim sudah ada puluhan breeding farm yang menghasilkan anak ayam yang akan dijual ke masyarakat sudah dilakukan pembebasan flu burung berbasis kompartemen. Berbasis kompartemen itu sesuai roadmap pembebasan flu burung nasional yang bisa dilakukan mulai dari unit terkecil non kompartemen. [rac]

Tags: