Musim Pengujan, Petani Garam dan Diskannak Tuban Mampu Produksi Garam

Dr.Ir. M. Amenan, MT Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tuban saat melihat lokasi pembuatan garam dengan metode Greenhouse Salt Tunnel, memanfaatkan teknologi rumah kaca kristalisasi garam.

Tuban, Bhirawa
Meski musim penghujan, petani garam di Kabupaten Tuban yang masuk dalam binaan Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) setempat, akan selalu bisa memproduksi dan memanen garam dengan kadar Natrium Klorida (NaCL) atau standar garam industri.

Trobosan baru ini dengan memanfaatkan metode Greenhouse Salt Tunnel, yakni dengan memanfaatkan teknologi rumah kaca kristalisasi garam. Penerapan metode ini memungkinkan produksi garam dilakukan sepanjang tahun, termasuk dalam musim penghujan. Metode produksi garam dengan Greenhouse Salt Tunnel merupakan metode yang diadopsi dan penelitian hasil kersasama beberapa lembaga dengan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tuban.

Beberapa lembaga yang terlibat diantaranya Pusat Studi Pesisir dan Kelautan Universitas Brawijaya (PSPK UB), Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Timur, PT. Kencana Tiara Gumilang dan Kelompok Petambak Garam di wilayah Kecamatan Palang.

Direktur Pusat Studi Pesisir dan Kelautan Universitas Brawijaya, Andi Kurniawan, menjelaskan metode ini bertujuan mengubah pandangan masyarakat bahwa meski musim hujan tetap dapat produksi garam. “Produksi garam dengan metode Greenhouse Salt Tunnel memiliki kualitas 90% Nacl atau setara dengan kualitas garam industri,” kata Andi Kurniawan.

Setiap area produksi mencapai 0,5 hektar dapat dibangun 14 tunel lahan produksi dengan ukuran 44 meter persegi. Dari 14 tunel tersebut dapat dibagi enam tunel peminihan, empat tunel tandon, empat tunel kristalisasi. Dari empat tunel kristalisasi, masing-masing tunel mampu memproduksi 300 kg garam (0,3 ton). Yang lebih menarik lagi, penerapan metode tunel dapat dilakukan panen dua kali dalam satu bulan dengan asumsi produksi enam bulan musim kemarau dan enam bulan musim hujan.

Setelah melewati proses kristalisasi maksimal 15 hari dapat dilakukan panen garam. Sehingga total produksi garam dengan menggunakan metode Greenhouse Salt Tunnel dapat mencapai 164,4 ton/tahun dengan rincian 150 ton produksi 6 bulan di musin kemarau dan 14,4 ton produksi 6 bulan di musim penghujan. “Lebih banyak sekitar 64 ton dibanding metode konvensional, dimana dengan metode konvensional hanya menghasilkan 100 ton/musim,” tamabah Andi Kurniawan.

Sementara itu, Dr.Ir. M. Amenan, MT Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tuban dan penggagas penerapan teknologi Greenhouse Salt Tunnel di menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mendukung pengembangan dan penerapan teknologi ini.

Mantan Kabang Kesra Pemkab Tuban ini juga menjelaskan kalau metode Greenhouse Salt Tunnel ini masih perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang Optimalisasi Desain Tunnel, sehingga didapatkan ukuran desain (tinggi dan luas) Tunnel.

“Selian itu juga Pola dan SOP Tunnel yang paling efektif dan efisien untuk produksi garam untuk bisa memaksimalkan hasil produksi garam dengan kualitas garam industri, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Tuban,” terang M Amenan.[hud]

Tags: