Musrenbang Surabaya Fokus Hadapi MEA

17-MEA-2015Pemkot Surabaya,Bhirawa
Pembangunan kota Surabaya diharapkan tidak dimaknai sebagai pembangunan fisik saja. Lebih dari itu sebagai sambutan atas pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, bisa dimaknai sebagai pembangunan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini pengembangan skill warga Kota Pahlawan.
Harapan tersebut disampaikan Wali Kota Tri Rismaharini ketika membuka acara Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kota Surabaya Tahun 2015, penyusunan rapat kerja pembangunan daerah tahun anggaran 2015 di Gedung Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Kamis (26/3) kemarin.
Wali Kota Tri Rismaharini menekankan pentingnya pembangunan yang dikorelasikan dengan kesiapan warga Surabaya menghadapi MEA 2015. “Saya harap pembangunan bukan hanya berupa fisik tetapi juga pemberdayaan SDM. Ini jangan hanya dimaknai pemberdayaan anak-anak sekolah, tetapi juga masyarakat seperti misalnya Usaha Kecil Menengah (UKM),” jelas Risma.
Menurut Wali Kota, sangat penting untuk memperhatikan pembangunan SDM selain pembangunan fisik. Ini karena Surabaya memiliki sejumlah faktor sehingga akan menjadi sasaran investasi bagi negara-negara lain. Diantaranya, faktor banyaknya jumlah penduduk (mencapai 2,1 juta jiwa) yang tentunya menjadi pasar potensial bagi investor asing di Surabaya.
”Kita ke depan tidak akan lagi bersaing dengan kota-kota tetangga seperti Sidoarjo, Gresik atau Malang, tetapi dengan kota-kota di ASEAN. Karena itu, kita bersama harus siap menyambut MEA agar kita bisa menjadi tuan dan nyonya di kota sendiri,” sambung Risma yang pernah menjadi atlet lari semasa SMA ini.
Dijelaskan Wali Kota, Musrenbang menjadi tahapan penting dalam pembangunan daerah. Karenanya, Wali Kota meminta agar usulan pembangunan tersebut ditindaklanjuti oleh Bappeko dengan membentuk tim-tim kecil.
Beberapa hal lain yang menjadi perhatian Wali Kota perempuan pertama dalam sejarah pemerintahan Surabaya ini adalah perihal suplai air bersih. Terutama ketika musim kemarau dan juga pengurangan intrusi air laut yang masuk ke daratan.
Wali Kota mengisahkan, dulu intrusi air laut yang naik ke daratan, bisa mencapai 70 persen. Sementara sekarang tersisa kurang dari 10 persen. “Saya senang warga usulkan banyak bozeem sehingga intrusi air laut terus berkurang. Sekarang tinggal sedikit,” ujarnya.
Harapan Wali Kota agar usulan pembangunan tidak melulu berupa pembangunan infrastruktur, rupanya bisa ditangkap oleh warga Kota Surabaya. Ini terlihat dari adanya usulan warga untuk pengembangan potensi masyarakat di Musrenbang 2015. Salah satunya usulan dari warga Kecamatan Sambikerep.
Parmin, perwakilan dari Kecamatan Sambikerep mengatakan, untuk tahun ini, usulan pembangunan dari warga memang masih didominasi oleh pembangunan dan perbaikan sarana infrastruktur (fisik) seperti normalisasi saluran air dan juga saluran tepi jalan. Namun, ada beberapa usulan yang arahnya fokus kepada peningkatan kompetensi dan skill warga.
”Contohnya ada sekitar 15 warga yang mengajukan usulan pelatihan urban farming dan hidroponik. Juga usulan pelatihan pembuatan produk rumah tangga seperti keset atau sulak,” ujar Parmin.
Sementara itu anggota DPRD kota Surabaya, Vincensius Awey menyatakan hal senada dengan Wali Kota. Menurutnya, sudah seharusnya bila Musrenbang tidak hanya mengedepankan pembangunan fisik semata, tetapi juga mengutamakan kesejahteraan warga dengan memperhatikan pendidikan dan kesehatan.
Politisi Partai Nasdem ini menilai wajar bila sebagai kota perdagangan dan jasa, ada banyak orang yang tertarik datang ke Surabaya. ”Harapan kami tentu Surabaya jangan hanya cantik di luar tetapi juga cantik di dalam. Artinya, selain pembangunan fisik, juga pembangunan mental melalui pendidikan dan kesehatan. Itu yang penting. Karena tidak ada gunanya bila fisiknya baik tetapi yang lainnya di bawah rata-rata,” ujar Awey.
Sedangkan Kepala Bappeko Kota Surabaya, Agus Imam Sonhaji dalam sambutannya di awal acara mengatakan, kegiatan Musrenbang Kota Surabaya Tahun 2015 ini penting untuk mengetahui usulan-usulan pembangunan melalui partisipatif masyarakat secara bottom up (bawah ke atas).
Menurut Agus, sebelum pelaksanaan Musrenbang Kota Surabaya, telah dilaksanakan Musrenbang tingkat kecamatan dan juga tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). “Kegiatan ini untuk penajaman dan juga klarifikasi terhadap prioritas rencana pembangunan kota,” tegas Agus. [dre]

Rate this article!
Tags: