Nama Tokoh Perempuan Layak Muncul dalam Kontestasi Pilwali 2020

Suko Widodo

Surabaya, Bhirawa
Sejumlah nama telah dicuatkan sejumlah partai sebagai bakal calon Wali Kota Surabaya dalam Pilwali 2020 mendatang. Namun diyakini nama perempuan masih akan menjadi pilihan utama masyarakat Surabaya mengingat prestasi positif Wali Kota Tri Rismaharini sampai saat ini.
“Sejauh ini nama yang dimunculkan partai adalah calon laki-laki, tapi harus diingat wali kota sekarang adalah perempuan, masyarakat masih menginginkan rasa perempuan hadir di Surabaya,” ujar pengamat politik Unair Suko Widodo, Kamis (18/10).
Memang sejumlah partai politik mulai memunculkan bakal calon wali kotanya untuk Pilwali 2020. Partai Golkar sempat menyebut Adies Kadir yang pernah bertarung dalam Pilwali, sementara PKB mulai menggerakkan mesinnya untuk mengusung Fandi Utomo. Di lain pihak PDIP sebagai partai pengusung Tri Rismaharini pada Pilwali lalu menyebut akan mencalonkan Wakil Wali Kota Whishu Sakti Buana.
Menurut Suko, dari hasil sejumlah diskusinya dengan berbagai elemen masyarakat Kota Surabaya, calon perempuan masih diharapkan muncul dalam kontestasi Pilwali Surabaya mendatang. Hal ini, ujar dosen FISIP Unair ini, disebabkan prestasi positif Wali Kota Tri Rismaharini membuat harapan masyarakat Surabaya meninggi untuk tokoh perempuan.
“Sejumlah tokoh perempuan masih sering disebut dalam diskusi-diskusi publik terkait Pilwali 2020, meskipun masih dua tahun lagi. Masyarakat masih menghendaki tokoh perempuan mampu menjadi penerus prestasi Tri Rismaharini,” terang Suko.
Lantas siapa nama perempuan yang patut maju dalam Pilwali mendatang, Suko Widodo menyebut ada dua tokoh perempuan yang hampir selalu mucul dalam pembicaraan terkait Pilwali 2020. “Ada nama Dyah Katarina Bambang DH, selain itu Reny Astuti legislator PKS. Kedua nama ini secara stabil terus disebut dalam setiap diskusi politik Surabaya,” ungkap Suko.
Nama Dyah Katarina, dinilai Suko Widodo mempunyai kans untuk maju dalam Pilwali . Selain istri tokoh sepenting Bambang DH dan saat ini menjadi wakil rakyat, posisi Dyah Katarina yang mantan Ketua Penggerak PKK Surabaya dinilai memiliki jaringan kuat di masyarakat.
Sementara Reny Astuti, lanjut Suko, memiliki potensi politik yang kuat dalam kiprahnya sebagai wakil rakyat di Surabaya. Gerakan Reny yang selalu kritis dalam soal-soal pendidikan, sosial dan kesehatan, lanjut Suko, menjadi modal tersendiri untuk bisa dijadikan bakal calon wali kota oleh partainya, PKS.
“Reny termasuk legislator dengan modal konstituen yang besar. Apa lagi PKS sampai saat ini cenederung utuh konstituennya. Saya pikir Pilwali besok kesempatan PKS untuk bertarung lebih dalam dinamika politik,” terang Suko. [gat]

Tags: