Nano Partikel Daun Kelor untuk Pengobatan Kanker

Prof Theresia

Surabaya, Bhirawa
Berbagai penelitian dan inovasi terkait pengobatan kanker terus dilakukan oleh kalangan akademisi. Salah satunya penelitian yang dilakukan Guru Besar Ilmu Patologi Mulut dan Maksilofasial Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Theresia Indah Budhy S.
Prof Theresia melakukan terobosan untuk mengatasi masalah kanker dengan mengembangkan tumbuhan Moringa Oleifera alias daun kelor. Tanaman tersebut tumbuh subur di Indonesia dan sangat mudah didapatkan. Dijelaskannya, senyawa aktif yang terkandung didalam daun kelor berperan terhadap kanker. Seperti glukosionolat, niazimicin dan benzyl isothyocyanate. “Banyak sekali penggunaan tanaman ini pada beberapa penyakit ,namun penggunaan nano-partikel terhadap Kanker di rongga mulut belum pernah dilaporkan sebelumnya,” jelas Theresia, Senin (5/4).
Beberapa kelebihan penggunaan nanopartikel ini, disebutkan Theresia karena ukurannya yang sangat kecil. Sehingga dapat dengan mudah melewati ruang sinusoidal di sumsum tulang dan limpa dibandingkan dengan sistem lain. Selain itu juga mampu menembus ruang-ruang antar sel yang hanya dapat ditembus oleh ukuran koloidal, memiliki stabilitas tinggi,dan terlindung dari degadarasi.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa nano-partikel daun kelor efektif untuk membunuh sel-sel kanker. Dengan penggunaan dosis yang tepat pengobatan ini juga tidak membahayakan sel normal lainnya,” tandas Theresia.
Dijelaskan Theresia, pemberian nanopartikel dapat dilakukan melalui injeksi intravena agar obat yang dibawa berada pada aliran darah. Sehingga, injeksi ini akan memudahkan obat untuk dibawa ke tumor site. “Dari penelitian saya, didapatkan hasil pengukuran bahwa 94,41% distribusi ukuran nanopartikel daun kelor berukuran kurang dari 25 µm dengan partikel yang berukuran nano berada pada rentang 10 – 500nm. Didapatkan pula partikel berukuran lebih besar dari 25 µm sebanyak 5,59% dengan ukuran partikel terbesar yaitu 317 µm,” jelas Theresia.
Daam penelitian ini, diketahui pula bahwa kematian sel kanker dapat terjadi karena dari dua cara yaitu apoptosis dan nekrosis. Pada konsentrasi 500μg/ml dan 750μg/ml banyak terjadi kematian sel kanker secara nekrosis, sehingga didapatkan pula kerusakan jaringan. Sedangkan pada kosentrasi 250μg/ml ekspresi Caspase-3 yang paling tinggi, keadaan ini memicu apoptosis. Dalam penelitian ini kematian sel yang disebabkan oleh ekspresi caspase-3 merupakan kunci utama dari apoptosis sel kanker.
“Hasil penelitian yang telah saya lakukan seperti tersebut dapat disimpulkan bahwa nanopartikel daun kelor konsentrasi 250μg/ml yang berbasis kitosan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan terapi kanker di rongga mulut yang lebih aman dan efektif. Namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan uji ketahanan suatu bahan terapi,” tutur Theresia.
Pengembangan pengobatan dengan tekhnologi nano tersebut kini telah dikembangkan di Unair. Dengan demikian, akan sangat mudah untuk membuat sediaan nano-partikel yang berguna untuk pengobatan kanker rongga mulut. “Bila Nano-partikel daun kelor dikembangkan menjadi obat untuk kanker rongga mulut akan berdampak positif bagi pengobatan kanker. Selain itu, juga membantu Negara dalam menangani masalah kanker dan dapat menghemat devisa negara yang selama ini telah banyak dikeluarkan untuk pengobatan kanker,”pungkas Theresia. [tam]

Tags: