Nasib Dua Wanita Situbondo Idap Tumor Payudara

Ny Ita dan Ny Arsi, dua ibu parobaya asal Situbondo yang menderita kanker payudara. Hingga kini mereka masih berharap bisa sembuh meski tak punya dana untuk berobat. [sawawi]

Berharap Sembuh Meski Tak Punya Dana untuk Berobat
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Semangat hidup masih dimiliki oleh dua perempuan asal Situbondo yang menderita kanker payu dara, yakni Arsi (53), asal Kampung Pasar Nangka, Rt 03/Rw 03, Desa/Kecamatan Jangkar Situbondo . Satunya lagi, Ny Ita, 50, asal Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih. Keduanya masih berupaya menyembuhkan penyakit yang idapnya walau himpitan ekonomi menjadi salah satu kendalanya.
Ketika dikunjungi dirumahnya Arsi mengaku hingga saat ini dirinya berharap ada pertolongan medis demi kesembuhan penyakitnya. Sebelumnya, ia mengaku sempat ada sesorang berupaya membantu dan mengurus biaya untuk menyembuhkan penyakitnya, namun hingga kini belum ada kabar dari orang tersebut.
Arsi memiliki semangat untuk bisa sembuh dari deritanya, tapi apa daya himpitan ekonomi membuatnya hanya bisa pasrah. Jangankan mengeluarkan biaya berobat, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ia harus menunggu uluran tangan dari kerabat dekat, saudara dan para tetangga.
“Tetapi saya masih yakin suatu saat penyakit ini (kanker payudara, red) akan kembali sembuh seperti sediakala. Saya pasrah sama Sang Ilahi. Doakan semoga sembuh ya,” ujar Arsi,
Enah salah satu kerabat dekat Ny Arsi, mengatakan jika penyakit kanker payudara itu sudah cukup lama diidapnya. Bahkan Arsi pernah diperiksakan ke salah satu dokter namun hingga kini penyakitnya masih belum sembuh.
Enah juga pernah membawa Ny Arsi ke sejumlah tempat pengobatan alternatif di Situbondo dan Banyuwangi namun belum kunjung sembuh juga. “Saya sebagai saudara dekat Arsi, terus berupaya mencari pengobatan, meski tidak memiliki dana,” tegas Ny Enah.
Setali tiga uang, nasib sama juga menimpa Ita, wanita paro baya asal Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo. Sejak mengidap penyakit kanker payudara, ia tak tahu harus kemana demi kesembuhan penyakit yang tergolong berat itu.
Ita juga mengaku pernah didatangi relawan kemanusiaan untuk membantu penanganan medis untuk kesembuhan penyakitnya. “Sampai sekarang saya masih menunggu adanya bantuan dari masyarakat. Saya percaya penyakit ini bisa sembuh,” ungkap Ita seraya menunjukkan payudaranya yang terkena penyakit kanker.
Tetangga dekatnya, Maman, menceritakan kisah pedih perempuan tersebut. Menurut Maman, sejak kecil hanya hidup seorang diri tanpa ada keluarga dan kerabatnya. Ia bahkan seringkali memberikan pendampingan disaat ada relawan atau masyarakat yang hendak berkunjung kerumahnya.
Kata Maman, Ita tampak terpukul dan pasrah setelah dibagian organ vitalnya itu divonis penyakit kanker payudara. “Kami terus mencari berbagai cara agar penyakit Ny Ita ini sembuh. Kami juga membuka pintu jika ada masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan,” papar Maman.
Abu Aryo, anggota Dewan Kesehatan Jatim, menuturkan jika keduanya pernah diperiksa dokter. Selain itu, urai Abu Aryo, keduanya juga dibantu pengurusan BPJS-nya agar lebih mudah saat menjalani perawatan di Rumah Sakit.
“Saya kerapkali menemukan warga mengidap penyakit yang sama, tetapi kesulitan ditangani karena kendala keterbatasan biaya,” papar relawan kemanusiaan Situbondo itu.
Saat ini juga, sambung Abu Aryo, dirinya bersama relawan kemanusiaan yang lain terus intensif melakukan pendampingan untuk proses bedah operasi Ita dan Arsi.
Sebab untuk melakukan bedah operasi banyak tahapan yang harus dilalui oleh setiap pasien penderita kanker payudara. Misalnya saja, pasien pasien itu menjalani anastesi, byopsi serta kemoterapi.
“Dari hasil pemeriksaan sementara, kondisi fisik Arsi dinyatakan fisiknya kuat daridapa kondisi Ita. Insya Allah, hari ini (11/9), saya besama relawan lain (Mitha) akan mendampingi penanganan medis keduanya,” pungkas Abu Aryo. [sawawi]

Tags: