Nasib PAUD Swasta dalam Pusaran Covid-19

Oleh :
Lumiyati, MPd
Founder Lembaga PAUD AN-NAJA Surabaya.

Covid-19 benar- benar meluluhlantakkan semua sendi kehidupan manusia di dunia ini. Mulai sektor ekonomi, keuangan , transportasi dan pendidikan. Semua berubah model dan bentuk mekanisme penyelenggaraannya. Demikian juga di Indonesia mengalami hal seperti itu.
Akibat Virus Covid-19 sistem pendidikannya mengalami perubahan. Sekolah diliburkan mulai dari tingkat perguruan Tinggi sampai tingkat PAUD. Hal itu bertujuan untuk menghindari pertemuan tatap muka, karena dikawatirkan bisa menjadi sarana penyebaran Covid-19. Sehingga pembelajaran diganti dengan sistem online (daring).
Demikian juga ujian nasionalpun ditiadakan mulai jenjang SMA sampai SD. Karena juga dikawatirkan bisa menjadi sarana untuk menyebarnya virus covid-19 apabila tetap di selenggarakan. Pertanyyaanya sekarang adalah apabila sekolah libur bagaimana kelangsungan sekolah tersebut? sekolah libur bagi sekolah negeri mungkin tidak masalah karena semuanya di tanggung negara khususnya jenjang TK sampai SMA. Tapi yang paling terkena dampak adalah sekolah swasta.
Terutama sekolah swasta kecil pada jenjang PAUD yang di dirikan secara swa kelola atau mandiri oleh yayasan . Kalau lembaga PAUD swasta yang mentereng secara finansial maka tidak menjadi masalah besar. Karena secara keuangan dan sarana dan prasana sudah terbilang memadai sepeti gedung milik sendiri, didukung oleh SPP yang terbilang “wah” untuk ukuran PAUD. Serta fasilitas ruang kelas yang ber AC.
Sebaliknya, bagi lembaga PAUD Swasta yang tergolong pinggiran dengan kebanyakan gedung masih sewa atau dalam rintisan untuk memiliki gedung sendiri dengan mengambil kredit di bank maka dengan diliburkannya pembelajaran disekolah tanpa batas waktu yang jelas menjadi ancaman bagi keberlangsungan sekolah tersebut. Kalau hal ini benar-benar terjadi sungguh tragedi pendidikan yang amat menyedihkan.
Dari obrolan dengan teman-teman profesi yang mendirikan PAUD secara swakelola mereka saat ini kesulitan dalam jumlah penerimaan siswa baru karena langkanya calon murid yang mendaftar. Sedangkan dari SPP siswa lama banyak yang belum membayar karena orang tua terkena dampak perusahaan yang melakukan PHK secara besar-besaran. Sehinggga perputaran biaya operasional sekolah menjadi terhambat bahkan ada yang harus berhutang untuk menggaji honor guru yang rata-rata di bawah Upah Minimum Kabupaten/ Kota (UMK).
Kasus ini juga dialami oleh orang tua murid yang kesulitan membayar SPP sekolah yang tergolong kecil untuk ukuran kota sebesar Surabaya. Sebagaimana yang terjadi di salah satu lembaga PAUD di Surabaya Timur yang kebanyakan wali muridnya bekerja sebagai karyawan pabrik dikawasan Industri di wilayah sekolah tersebut.
Butuh Uluran Pemerintah
Untuk mengatasi pendemi Covid -19 ini pemerintah meluncurkan beragam program bantuan seperti Bantuan sosial (bansos), Program keluarga Harapan (PKH), Kartu Pra Kerja, paket sembako dari presiden, Bantuan langsung Tunai (BLT) yang semuanya masuk dalam program jaring pengaman sosial bagi warga yang terdampak pagebluk Covid-19.
Dari semua belum nampak program yang berskala besar yang bisa menolong keberadaan lembaga PAUD “kelas bawah” tersebut kecuali adanya Bantuan Operasonal penyelengaraan PAUD (BOP PAUD) dan bantuan Jasa Pelayanan Pendidikan (JASPEL) khusus untuk guru PAUD di Surabaya. Mungkin bantuan tersebut bisa memberi “tambahan oksigen” untuk memperpanjang nafas selama pendemi Covid-19 belum berakhir. Namun demikian misalnya dari pemerintah pusat bisa memberi kebijakan dalam bidang keberlangsungan sarana gedung pendidiikan PAUD tersebut. Tentunya jauh lebih baik lagi untuk bisa menjamin kehidupan lembaga PAUD agar tidak makplus alias mati terkapar karena virus-19.
Rekomendasi Kebijakan
Diantara sederet kebijakan bagi warga terdampak Pendemi Covid-19. Sesunguhnya kebijakan yang tidak boleh dilupakan adalah bagi keberlangsungan sekolah PAUD Swasta yang kelas Pingiran alias kelas bawah. Sebab mereka jadi garda terdepan dalam program pencerdasan anak bangsa dalam usia emasnya.
Oleh karena itu berikut langkah rekomendasi yang bisa jadi pijakan bagi pemerintah untuk nasib lembaga PAUD Swasta dalam pusaran turbulensi Covid-19. Pertama, Memberikan rileksasi kredit bagi lembaga PAUD yang sedang mengambil kredit di bank guna memiliki gedung sendiri selama 1 tahun.
Sebagaimana dikatakan oleh Presiden Joko Widodo dalam pidatonya yang tersiarkan di media televisi pada maret 2020 yang lalu. Tapi kali ini ditujukan untuk lembaga PAUD. Kedua, Memberikan perkiraan kapan sekolah untuk siswa PAUD akan masuk sehingga bisa menjamin keberlangsungan sekolah itu. Ketiga, Segera terealisasi tunjangan profiesi guru PAUD serta segera adanya penambahan kuota yang lolos Impasing guru PAUD untuk menambah semangat guru PAUD tersebut di tengah pendemi Covid-19 .
————– *** ————–

Tags: