Nasib PKL Eks Alun-alun Gresik Kian Merana

Bupati saat lakukan Sidak revitalisasi alun – alun yang membuat nasib PKL tergusur. [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik, Bhirawa
Nasib Pedagang Kali Lima ( PKL) Alun – alun Gresik mengenaskan. Setelah tergusur dari alun – alun karena  proyek revitalisasi, mereka harus pontang – panting cari tempat untuk jualan. Sementara, Pemkab sendiri setelah berhasil merelokasi  ratusan PKL ke Jl Notoprayitno, seolah sudah tak mau tahu lagi dengan nasib pedagang.
Setelah direlokasi ke Jl Notoprayitno oleh Dinas Koperasi dan Perdagangan (Perindag), ara PKL kini bahkan pecah menjadi empat ke kelompok. Mereka sebagian ada yang masih tetap bertahan jualan di Jl Notoprayitno, sementara lainnya ada yang jualan di halaman parkir wisata Dinasty GKB di Jl Roomo, Manyar dengan sewa harian dan ada juga yang jualan di halaman Koramil Manyar.
Bahkan, tak sedikit juga PKL yang tidak bisa berjualan karena kehabisan modal. Setelah digusur dari alun – alun, para PKL terasa sekali betapa sulitnya mencari lokasi yang ramai pembeli itu. Sementara, jika tak jualan bagaimana dengan kelangsungan hidupnya.
”Kalau tak jualan terus makan apa anak dan istri di rumah. Ya terpaksa jualan nasi goreng saja,” kata Kayan, yang sebelumnya jualan tempe penyet cukup ramai sekali.
Sementara, Agus Budiono, Kepala Dinas Koperasi dan Perdagangan Pemkab Gresik tidak bisa menyalahkan PKL yang jualan di luar area yang ditentukan Pemkab.  Dipersilahkan jualan di tempat lain sepanjang tak mengganggu ketertiban umum. ”Kalau di tempat halaman Parkir Disnaty silahkan saja. Yang penting nggak ada masalah,” katanya.
Sebenarnya, kata Agus Budiono, di Jl Notoprayitno itu sudah mulai ada peningkatan pembeli dibanding awal mereka direlokasi. Mungkin mereka tidak sabar, sehingga pindah ke tempat lain. ”Semuanya khan berproses dan butuh waktu. Tidak bisa hari ini dipindah, malamnya kemudian langsung ramai,” ujarnya. [eri]

Tags: