Nasib Terminal Kedung Cowek ‘Kian Suram’

2-poto kakiSurabaya, Bhirawa
Terminal Kedung cowek yang berada di kawasan Suramadu masih belum beroperasi dengan optimal. Terminal type C yang berada di dekat Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) sampai saat ini terlihat tidak ada aktifitas karena tak ada satupun angkutan umum jenis lyn yang singgah .
Pantauan Bhirawa, aktivitas terminal yang berada di Surabaya Utara tersebut tidak seperti layaknya terminal pada umumnya. Terminal yang luasnya 8.000 meter persegi itu juga memiliki fasilitas lengkap. Seperti toilet, shelter lyn, musala, ruang tunggu penumpang, CCTV untuk keamanan penumpang, konsep green terminal, hingga kios untuk berjualan.
Meski sepi, petugas kebersihan tetap membersihkan sampah-sampah yang ada di terminal tersebut. selain itu, Petugas yang berada di bilik pintu masuk terminal tetap menunggu armada lyn untuk membayar Tanda Pembayaran Retribusi (TPR).
Maklum, meski sehari hanya ada beberapa lyn yang masuk terminal untuk membayar (TPR) sebesar Rp200,-. Meski terbilang murah, armada lyn yang terdaftar di terminal tersebut berjumlah 211 unit lyn enggan singgah.
Jumlah tersebut dibagi empat jenis lyn, yakni R1 ada 50 armada, UBK ada 75 armada, JMK ada 56 armada, dan TWM ada 30 armada. Namun, jumlah tersebut tidak semuanya aktif dan beroperasi untuk mengangkut penumpang.
“Sejak diresmikan tahun 2011, sama sekali tidak ada masyarakat yang datang kesini untuk menunggu salah satu lyn yang ingin ditumpanginya. Padahal fasilitas sangat lengkap, Saya juga kurang tahu kenapa tidak ada satupun masyarakat yang datang kesini (Terminal Kedung Cowek, Kenjeran, red),” kata Kepala Pangkalan terminal Kedung Cowek, Lutfi Yohana saat ditemui Bhirawa di kantornya, Senin (4/1) kemarin.
Lutfi yang sebelumnya menjadi Kepala Pangkalan Terminal Bratang tersebut sangat menyanyangkannya sepinya sopir lyn di Terminal Kedung Cowek, Kenjeran. Ia membandingkan dengan Terminal Bratang yang masih banyak masyarakat menggunakan jasa angkutan umum kota. Padahal, akses Jembatan Suramadu juga dinilainya sangat tepat untuk menjadi singgahan angkutan kota maupun antar luar kota.
“Hingga sekarang ini belum ada angkot yang dari Madura masuk ke terminal. Jadi, tidak ada penumpang yang menunggu di terminal. Padahal izin dari Dishub, angkot dari Madura ke Surabaya boleh masuk. Kami di terminal sudah siap, tapi pihak angkot Madura mungkin belum siap,” terangnya.
Ia menjelaskan, setiap harinya terminal Kedung Cowek hanya ada satu jenis lyn yang masih aktif masuk ke terminal yakni R1. Namun,dari 50 jumlah armada lyn hanya 25 armada lyn yang aktif. “Setiap tahun pasti berkurang jumlah lynnya karena kebanyakan tidak layak jalan. Itupun yang aktif masuk ke terminal hanya kisaran 10-20 armada lyn,” pungkasnya.
Selain itu, banyak angkutan umum yang berplat hitam di sekitar jembatan Suramadu. Dari pantauan Bhirawa, ada sekitar puluhan mobil yang ngetem di sisi arah Jembatan Suramadu. Terlihat, para sopir menurunkan penumpang di pinggir jalan meski ada rambu dilarang berhenti.
ketua dari angkutan Plat Kuning lyn UBK, Muhammad Lasub ketika ditemui mengaku hampir tidak mempunyai penghasilan sama sekali sejak dibiarkannya mobil liar beroperasi. Padahal, sebelum adanya terminal itu, penghasilannya bisa dibilang 75 persen dari jumlah setoran.
“Gunanya dari terminal kedung cowek ini kan untuk mempermudah masyarakat jika mau pergi ke Madura atau juga sebaliknya. Apalagi terminal ini kan cukup luas, dulu penghasilan saya bisa dibilang 75 persen, sekarang malah tidak sama sekali. Karena tidak ada penumpang yang mau kesini,” ujarnya. (geh)

Tags: