Negeri ini Dilanda Badai Pathology

foto siapOleh:
Moh. Loilatu
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan UMM,  Aktifis Pecinta Riset dan Menulis-UMM

Kata pathology lebih akrab dengan Dunia kedokteran dan Dunia kesehatan, kata pathology sendiri mempunyai makna yakni Penyakit yang timbul pada tubuh seseorang. Patology (penyakit) sendiri yang kita ketahui sekarang berbagai macam bentuk dan jenisnya, mulai dari penyakit yang dapat dilihat dengan alat indra (mata) sampai menggunakan alat bantu, hal ini menunjukan tingkat penyakit itu sendiri. Dewasa ini Dunia modern telah merubah segalanya dahulu orang hanya mengenal penyakit kulit, tapi perkembangan zaman manusia telah mengetahui semua bentuk penyakit, dahulu Manusia mendapatkan medicen dari lingkungan sekitarnya, tapi sekarang hanya berbekal resep dari seorang Dokter kita bias mendapatkanya.
Namun bukan hanya Dunia kedokteran yang mengenal pathology itu sendiri, Dunia pemerintahan khususnya politik juga lebih akrab dengan patolgy, bahkan bisa dikatakan mencangkup Dunia sosial. Ini adalah keadaan sebenarnya, hal ini juga disampaikan Prof. Inu Kencana Syafi, pathology bukan hanya berlaku bagi Dunia kesehatan dan kedokteren, tapi pathology akrab dengan dunia sosial, hal ini beliau katakana karna ia melihat begitu banyak pelanggaran yang dilakukan warga Negara, bahkan penyakit yang timbul akibat perbuatan angota Pemerintahan terhadap  Nagaranya sendiri.
Kita tidak perlu jauh menggambil contoh, tapi kita lihat pada Negara kita sendiri, jauh dari harapan, sebuah jawaban yang tak bias kita debatkan lagi. Seperti itulah faktanya dimana Negeri kita selalu mengalami patology, kesenjangan sosial, korupsi, kelemahan hukum, kolusi, pemimpin yang jauh dari harapan, itulah berbagai penyakit diantara puluhan yang belum diketahui. Jika penyakit yang dialami oleh seseorang berupa batuk atau sebagainya maka ia hanya perlu satu solusi yakni meminum obat, jika seperti itubagaiman dengan penyakit yang dialami sebuah Negara.
Hukum yang Lemah
Indonesia adalah Negara yang berlatarbelakang ideology pancasial, karana Indonesia sendiri merupakan Negara yang terdiri dari berbagai suku, budaya, dan ras, Kondisi ini mengharuskan kita berlatarbelakang ideology pancasila, karna apabila beralih selain lima dasar pancasila maka akan terjadi konflik.  Dalam situasi konflik lembaga Yudikatif harus berperan penting dengan konstiusi yang telah ia buat, dan harus tegas dalam situasi apapun. Namun apalah daya jika lembaga yudikatif hanyalah robot yang biasa digerakan olehsiapapun, konstitusi telah dilanggar oleh penegaknya sendiri, kebenaran tereliminasi dengan kebohongan,  keburukan meruntuhkan keadilan.
Jika kita lihat defenisi konstitusi itu sendiri (UUD)  dari pandangan filsafat diberikan oleh Richard S Kay, menurut Kay maksud diadakan UUD adalah untuk meletakkan aturan-aturan yang pasti yang mempengaruhi perilaku manusia dengan demikian menjaga pemerintah berjalan dengan baik. Tapi berbanding terbalik, sebaliknya aturan yang dibuat hanyalah program kerja, hanya untuk menghiasi sampul buku mereka sendiri, penegakanya bahkan lebih buruk dari apa yang diharapakan masyarakat. Kini hukum berlandaskan materi, hukum itu akan berjalan apabiala ada penyegar dibaliknya dan hukum itu akan mati jika taka ada penyegar.
Hal senada juga di sampaikan Angota Komisi Hukum Nasisonal (KHN) Mardjono Reksudiputro, ia mengaku khawatir dengan perkembangan hukum Indonesia. Dia juga menilai hukum Indonesia belum dipercaya membawa keadilan di Tanah Air. Hal ini disebabkan oleh perdebatan-perdebatan terkait aturan hukum, pembahasan Undang-Undang dan aturan lainya terusterjadi selama ini yang mengidentikasikan ketidak percayaan Masyarakat terhadap hukum.
Korup Merayap
Satu masalah tidaklah cukup itulah perumapa Negara ini, hampir rentetan kasus setiap tahunya terjadi. Suap Mk, korupsi yang dilakukan oleh parpol, korupsi proyek hambalang, korupsi alat kesehatan yang menyeret berbagai nama, hinga dari kalngan artis, dan  yang belum terbongkar sampai sekarang kasus Bank Century. Sebuah kedudukan tidak menjamin seseorang itu puasa dengan apa yang ia miliki, penghasilan tinggi juga tidak membuat seseorang puas. Akhir bulan januari, dan  juga awal bulan januari kemarin itu adalah dampak dari ketidak puasan seseorang terhdap kedudukan.  Dinasti Ratu Atut Hosiyah, jabatan Gubernur yang ia gengam buakn menjalankan sebuah tanggungjawab yang rakyat berikan padanya, dan malah memanfaatkan kekuasaan untuk memperkaya diri sendiri tampa peduli rakyat yang menaruh harapan, bahkan kasus korupsi merayap dari generasi kegeneraisi. Hinga kasus korupsi alat radio Angro Widjoyo buronan yang ditangkap di luar Negeri.
Dan ketika Negeri ini dilanda krisis gas elpigi sekaligus masih ada yang korupsi, dalam keadaan seperti ini tak menyerutkan pemimpin Negeri ini untuk korup, hal initerjadi pada Skk Migas.  Perusahan yang berfungsi untuk melayani masyarakat, kini untuk pejabtanya. Hal ini diperdebatkan dalam Lawe Years di tvone, karena skk migas ini sendiri menjadi produk korup sehinga Kpk sendiri sekarang mulai menelurusiyna dengan terdakwa Rudi Rubiandin dan juga menyeret Tri Yulianto . Jika seperti itu bagaimana masa depan Negeri ini yang semakin hari beranjak tua, apakah kita akan bertahan dengan situasi yang sekarang takhenti-hentinya terjadi, untuk itu kita butuh satu teladan untuk menjadi batu lonnjacatan menuju kemakmurann yang kita inginkan.
Resep yang Dibutuhkan
Solusiapa yang harus kita lakukan untuk menyembuhkan penyakit Negeri ini, bukan suatu hal yang mudah jika hanya menuju ke satu sisi dang mengatakan dia yang pantas menjdi pemimpin, tampa mengetahui bagaimana pribadi orang itu. Gubernur Jakarta Joko Widodo pernah ditanya dalam sebuah diskusi di Universtas Negeri Semarang (UNS) tentang criteria pemimpin menurutnya. Ia menyatakan jika sesuatu yang baik maka harus dimunculkan, pemimpin yang baik dimunculkan, mahasiswa yang baik dimunculkan, pelajar yang baik dimunculkan, buruh yang baik dimunculkan. Jika sesuatu yang baik dimunculkan maka akan semakin bermunculan dan akan mempengaruhi orang disekitar kita, tapi pada dasarnya yang dimunculkan sekarang adalah sesuatu yang buruk, pemimpin korup dimunculkan, pelajar tawuran dimunculkan, penegakhukum yang buruk dimunculkan, bagaimana bias kita menuju Indonesia yang adil dan sejahtra apabial yang dimunculkan hanyalah hal-hal yang merugikan kita semua.
Marilah kita mencoba dengan menjadi pribadi yang baik, menjadi pemimpin yang baik, pelajar yang baik, penegak hukum yang baik, buruh yang baik, dan masyarakat yang baik agar kebaikan itu sendiri akan kembali kepada kita. Dan dengan menjadi pribadi yang baik kita dapat memberikan contoh kepada orang lain, dan agar tujuan Negara ini tercapi dengan hadirnya contoh-contoh yang baik itu.

Rate this article!
Tags: