Nelayan Harus Punya Strategi Adaptif

Dr Eng Arie Dipareza Syafei ST MEPM

Dr Eng Arie Dipareza Syafei ST MEPM
Sebagai negara kepulauan, tidak aneh banyak penduduk di Indonesia yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Sayangnya, kehidupan mereka yang bergantung pada laut untuk mengais rezeki ini seringkali terganggu karena keadaan iklim yang berubah-berubah. Perubahan iklim yang tidak menentu ini, memberikan dampak yang besar bagi para nelayan. Terutama kerugian yang nantinya akan dialami nelayan.
Dosen Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Dr Eng Arie Dipareza Syafei ST MEPM berpandangan, nelayan harus mempunyai strategi dalam menangani perubahan iklim yang mengganggu ekosistem laut. Misalnya keragaman tangkapan ikan menurun secara signifikan yang berpengaruh pada volume ikan yang ditangkap juga menurun.
“Para nelayan yang sudah melakukan diversifikasi pekerjaan dalam mengubah alat penangkapan ikan, memindahkan pancing hingga mobilisasi anggota rumah tangga sebagai strategi adaptasi mereka. hal itu saya dapatkan ketika meniliti kehidupan nelayan di wilayah desaTambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing, Malang,” tutur dia.
Arie menilai jika wawasan lingkungan dari penduduk pesisir tentunya bisa berpengaruh besar dalam menentukan strategi menghadapi perubahan iklim. “Terutama tentang pengaruhnya dengan ekosistem perairan yang menjadi lahan pekerjaan mereka. Hal ini lah yang menjadi bahan penelitian saya bersama tim” jelas dia.
Di samping itu, penelitian tersebut juga berfokus pada konteks pengertian dan pemahaman nelayan terhadap perubahan iklim, pendapat para nelayan terkait dampak yang telah terjadi. Serta profil berupa tingkat pendidikan dan pendapata perbulan juga membperngaruhi nelayan dalam memilih strategi adaptasi tertentu.
“Akan tetapi, faktor kenaikan air laut berdasar insting mereka serta perubahan spesies ikan merupakan faktor dominan, ” imbuh Kepala Laboratorium Polusi Udara dan Perubahan Iklim Departemen Teknik Lingkungan ITS ini
Dalam penelitiannya tersebut, Arie menuturkan jika mulanya pihaknya membuat sebuah kuesioner yang diisi oleh para nelayan dan pemangku kepentingan yang ada di desa.
“Penelitian ini dibentuk berdasarkan data yang didapatkan dari 160 kepala keluarga yang merupakan nelayan dan pemangku kepentingan setempat. Kami mengajak mereka berdiskusi dalam kunjungan lapangan yang kami lakukan,” tutur dia.
Tujuannya, lanjut dia, yaitu untuk mengidentifikasi karakteristik dasar nelayan seperti jumlah nelayan dan persepsi mereka terkait perubahan iklim.
Dari hasil penelitian tersebut, Arie mengatakan diharapkan akan mampu menjadi acuan bagi nelayan sebagai subjek dan pemerintah sebagai fasilitator pembangunan insfrastruktur pesisir dalam mencegah kondisi perairan yang tidak stabil akibat perubahan iklim.
“Penerapan strategi pemangku kepentingan dan pemerinthah harus diperkenalkan dengan hati-hati dan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti karakteristik, pengetahuan dan pemahaman dan insting yang dirasakan nelayan,” tandas Arie. [ina]

Rate this article!
Tags: