Nelayan Kab.Malang Inginkan Harga Khusus Solar Bersubsidi

7-FOTO OPEN cyn-1-12-Foto Kapal milik nelayan Pantai SendangbiruKab Malang, Bhirawa
Nelayan Pantai Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang berharap agar pemerintah memberikan harga khusus kepada nelayan terkait Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar. Sehingga harga solar jangan disamakan dengan harga umum yang kini mencapai Rp 7.500 per liter.
Hal ini dibenarkan Humas Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Malang Sudarsono (30/11), kepada Bhirawa, bahwa dengan kenaikan harga BBM jenis solar dari Rp 5.500 per liter menjadi Rp 7.500 per liter telah memberatkan nelayan.
Sebab, secara otomatis biaya operasional semakin tinggi. Sehingga biaya operasional dengan hasil penjualan tangkapan ikan para nelayan kini mereka rasakan tidak seimbang. “Untuk itu, pemerintah segera memberikan subsidi khusus BBM solar pada nelayan,” kata dia.
Menurutnya, sebelum ada kenaikan BBM solar, nelayan yang menggunakan perahu slerek sekali melaut telah menghabiskan solar 300 liter, dan harus mengeluarkan uang sebesar Rp 1,6 juta, Namun, kini setelah pemerintah menaikan harga solar, maka nelayan yang menggunakan perahu klerek tersebut, biaya operasional membengkak hingga mencapai Rp 2,2 juta untuk sekali melaut.
Sementara, Sudarsono melanjutkan, harga hasil tangkapan ikan yang diperoleh nelayan, hingga kini belum ada kenaikan. Karena jika harga ikan dinaikan, mereka mengkhawatirkan akan kehilangan pasar. Sehingga nelayan hanya  bisa bertahan, selama harga solar naik. “Harapan nelayan sekarang yakni pada pemerintah, dan jalan satu-satunya pemerintah harus memberikan subsidi khusus BBM solar pada nelayan,” ucapnya.
Ditegaskan, komoditi hasil laut dengan pertanian sangatlah berbeda, seperti setiap kenaikan harga BBM, petani langsung bisa menyesuikan harga atau bisa langsung menaikan harga komoditi pertaniannya. Tapi, untuk komoditi ikan laut tidak seumdah menaikan harga ikan, karena untuk menjual hasil tangkapan ikan laut telah menggunakan sistem lelang. Karena dalam sistem lelang tersebut ada harga maksimal yang sesuai dengan kesepakatan kedua pihak.
“Misalnya, harga ikan tuna di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pondok Dadap, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten setempat per kilogramnya Rp 45 ribu, maka nelayan tidak bisa menjual lebih dari harga yang sudah disepakati. Dan jika harga ikan tuna itu naik, hal itu bisa naik menunggu bulan Januari 2015 mendatang,” terang Sudarsono, yang kini juga menjabat Kepala Desa Tambakrejo.
Secera terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Malang Wahyu Hidayat menuturkan, bahwa dengan kenaikan harga BBM, hal ini memang membuat nelayan di wilayah Kabupaten Malang sedikit berat dalam mebiayai operasional ketika melaut. Sehingga nelayan meminta pada pemerintah agar memberikan subsidi khusus BBM jenis solar.
“Permintaan para nelayan Pantai Sendangbiru terkait subsidi khusus bisa dimungkinkan untuk direalisasi oleh pemerintah. Karena Menteri Kelautan dan Perikanan sudah memberikan sinyal untuk memberikan subsidi khusus BBM solar pada nelayan,” ungkapnya.
Sedangkan sinyal Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastutik, jelas dia, ketika beliau berada di Surabaya, telah meminta data jumlah nelayan Pantai Sendangbiru. Sehingga kami menangkap, bahwa Ibu Menteri sepertinya akan memberikan subsidi khusus BBM pada nelayan.
Dirinya juga berharap, agar pemerintah secepatnya memberikan harga khusus jenis solar pada nelayan. Dengan begitu nelayan akan terbantu dengan biaya operasional, dan akan lebih semangat lagi dalam memproduksi ikan hasil tangkapannya.
Dalam kesempatan itu, Wahyu juga menyebutkan, jika jumlah nelayan Pantai Sendangbiru kini telah mencapai 3.200 orang nelayan. Sedangkan jumlah kapal baik besar maupun kecil, yang tercatat di DKP sebanyak 300 buah kapal. “Sedangkan potensi ikan di perairan laut Malang Selatan, seperti ikan tuna, tongkol, cakalang, kakap merah, dan hingga ikan kerapu,” pungkasnya. [cyn]

Keterangan Foto : Kapal milik nelayan Pantai Sendangbiru saat bersandar di area TPI Pondok Dadap, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. [cyn/bhirawa]

Tags: