Nelayan Kabupaten Lamongan Peroleh 279 Konverter Kit Gratis

Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, membagikan paket perdana konverter kit (konkit) untuk kapal perikanan kecil kepada 279 nelayan kecil di Kabupaten Lamongan. Pembagian konkit yang diberikan secara gratis ini dilaksanakan di Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Kamis (2/11).(Alimun Hakim/Bhirawa)

Lamongan, Bhirawa
Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, membagikan paket perdana konverter kit (konkit) untuk kapal perikanan kecil kepada 279 nelayan kecil di Kabupaten Lamongan. Pembagian konkit yang diberikan secara gratis ini dilaksanakan di  Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Kamis (2/11).
Paket perdana konkit diserahkan secara simbolis oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Susyanto mewakili Dirjen Migas serta anggota Komisi VII DPR RI Eni Maulani Saragih. Hadir pula dalam acara ini, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan, Suyatmoko dan Operation Area Manager PT Pertamina (Persero) Domestic Gas V Jatim Balinus, R Totok Sugiharto.
Pembagian konkit untuk nelayan kecil merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk mewujudkan Program Konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG), meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memberikan energi yang bersih dan murah.
Program pembagian konkit telah dilakukan sejak tahun 2016 di mana sebanyak 5.473 unit paket perdana telah dibagikan di 10 Kota/Kabupaten pada 5 provinsi. Pada tahun 2017, paket konkit akan dibagikan sebanyak 17.081 unit dengan total anggaran Rp 120,92 miliar. Penerima konkit ini tersebar di 28 Kabupaten/Kota.
Khusus untuk tahun 2017, pembagian paket perdana telah terealisasi di beberapa wilayah seperti Demak sebanyak 513 unit, Pasaman Barat sebanyak 898 unit, Tuban sebanyak 566 unit, Banyuwangi 1.172 unit, Padang 525 unit, Makassar 1.375 unit, Maros 425 unit, Jeneponto 371 unit dan Soppeng sebanyak 204 unit.
Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Susyanto dalam sambutannya mengatakan, konversi BBM ke LPG untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil sungguh sangat memiliki makna terhadap upaya melakukan diversifikasi energi, sebagai pilihan-pilihan yang dapat disediakan kepada masyarakat pengguna energi, khususnya para nelayan.
Manfaat dari LPG seperti emisi bahan bakar gas yang rendah akan membuat penurunan tingkat pencemaran lingkungan secara signifikan. “Konversi BBM ke LPG menjadi bentuk perlindungan lingkungan untuk generasi anak-cucu kita yang akan datang. Konversi BBM ke LPG menjadi bentuk investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa,” katanya.
Lebih lanjut Susyanto mengatakan, mensukseskan program konversi BBM ke LPG bukan hanya menjadi tugas Pemerintah saja, tetapi juga membutuhkan partisipasi dan kerja sama semua pihak. Semua pihak harus terlibat dalam penyediaan alokasi gas bumi, ketersediaan dan pengoperasian infrastruktur untuk penyediaan dan pendistribusian LPG, serta jaminan ketersediaan LPG bagi para nelayan kecil pengguna. “Menjadikan program konversi BBM ke LPG menjadi investasi bersama adalah salah satu cara,” tegasnya.
Dalam pelaksanaan pembagian konkit untuk nelayan kecil ini, beberapa tantangan dihadapi Pemerintah serta PT Pertamina sebagai BUMN yang ditunjuk untuk melaksanakan pembagian konkit. Antara lain, dokumen calon penerima paket (DCP3) nelayan kurang akurat, perlunya peningkatan efektivitas pelaksanaan sosialisasi kepada Pemkot/Pemkab dan calon penerima. Selain itu, diperlukan peningkatan koordinasi dengan Pemkot/Pemkab calon penerima paket konverter kit untuk nelayan.
Tantangan lainnya adalah perlunya optimalisasi keterlibatan Dinas KKP Pusat serta kondisi geografis wilayah calon penerima paket konverter kit untuk nelayan yang kurang menguntungkan dan sulit untuk dijangkau serta waktu pelaksanaan pekerjaan sangat pendek.
Untuk itulah, lanjut Susyanto, dibutuhkan dukungan dari Pemkot/Pemkab, misalnya perihal usulan nelayan yang akan menerima paket perdana konkit, serta bantuan dan kerja sama Pemkot/Pemkab untuk berkoordinasi dengan para calon penerima paket konverter kit untuk nelayan. Selain itu, diperlukan rekomendasi sosialisasi dan pembagian konverter kit untuk nelayan.
Susyanto mengharapkan agar program ini dapat berlanjut agar lebih banyak masyarakat yang dapat ditingkatkan kesejahteraannya. Mewakili Kementerian ESDM, Susyanto mengucapkan terima kasih atas dukungan Komisi VII DPR sehingga program ini dapat berjalan lancar. “Program Pemerintah ini khususnya KESDM tentu tidak akan bisa terjadi apabila tidak didukung Komisi VII,” katanya.
Mewakili Komisi VII DPR, Eni Maulani menyatakan dukungannya atas program pembagian konkit until nelayan kecil ini. Untuk Kabupaten Lamongan, pada tahun ini baru 279 nelayan yang memperoleh paket konkit karena banyak nelayan yang belum memenuhi persyaratan.
“Sekarang baru 279 (paket), kenapa? Syarat yang diberikan ke kita tidak memenuhi. Mudah-mudahan tahun depan, Insya Allah rata kebagian semua. Kalau tahun lalu di Gresik kebagian 900 paket karena datanya memenuhi syarat. Saya selalu berkomunikasi dengan Pak Bupati untuk meminta data,” tambahnya.
Harapan senada juga disampaikan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan, Suyatmoko. Menurut dia, jumlah kapal nelayan di Kabupaten Lamongan berjumlah 3.441 unit di mana 2.400 diantaranya merupakan kapal kecil. Dari jumlah tersebut, 650 kapal berbahan bakar bensin. Diharapkan ke depan, nelayan kecil yang kapalnya berbahan bakar Solar juga dapat diberikan paket konkit.
Sebagian besar tangkapan nelayan di Panciran adalah rajungan. Dengan adanya paket konkit ini, Suyatmoko mengharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan kecil.
Berdasarkan pengakuan para nelayan yang telah menikmati paket konkit, rata-rata penghematan yang diperoleh mencapai 50% daripada menggunakan BBM. Sebagai pertandingan, untuk satu kali melaut, biasanya diperlukan BBM sebanyak 2 liter atau sekitar Rp 16.000. Sedangkan apabila menggunakan LPG, per tabung LPG yang dibeli seharga Rp 20.000, dapat digunakan untuk 3 hari.
Paket perdana konverte kit yang dibagikan ini, terdiri dari mesin penggerak berbahan bakar bensin, tabung LPG 2 unit beserta isinya, konverter kit berikut aksesorisnya (reducer, regulator, mixer serta as panjang dan baling-baling.
Kriteria nelayan yang dapat memperoleh paket perdana adalah pemilik kapal lebih kecil atau sama dengan 5 GT, kapal yang dimiliki berbahan bakar bensin dan memiliki daya mesin lebih kecil atau sama dengan 13 HP, jenis alat tangkap yang digunakan adalah alat tangkap yang ramah lingkungan serta belum pernah menerima bantuan sejenis. [mb9]

Tags: